Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

John Wayne Gacy: Si Badut Pembunuh 33 Remaja Laki-laki dari Chicago

Kompas.com - 07/06/2021, 11:02 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Thought Co

Selama tahun pertamanya di Springfield, ia semakin mendapatkan perhatian positif dari komunitas Jaycee.

Pada 1965, ia diangkat sebagai wakil presiden divisi Springfield Jaycee dan kemudian pada tahun yang sama ia diakui sebagai Jaycee "paling menonjol ketiga" di negara bagian Illinois.

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Gacy merasa percaya diri dan penuh harga diri, sudah menikah, memiliki pekerjaan, bereputasi bai, telah meyakinkan orang-orang bahwa dia adalah seorang pemimpin.

Satu hal kemudian mengancam kesuksesannya adalah meningkatnya kebutuhannya untuk terlibat secara seksual dengan remaja laki-laki muda.

Sisi gelap

Gacy pindah dari Springfield ke Waterloo, Iowa, dan ia segera bergabung dengan Waterloo Jaycees.

Pada 1967, ia menerima pengakuan sebagai "Wakil Presiden Luar Biasa" dari Waterloo Jaycees dan mendapatkan kursi di Dewan Direksi.

Namun tidak seperti di Springfield, Waterloo Jaycees memiliki sisi gelap yang melibatkan penggunaan narkoba, pelacur, dan pornografi.

Gacy dengan cepat pula berpartisipasi dalam kegiatan ini. Gacy juga mulai mewujudkan keinginannya untuk berhubungan seks dengan remaja laki-laki, yang banyak di antaranya bekerja di restoran ayam goreng yang dikelolanya.

Dia mengubah ruang bawah tanah tempat itu menjadi tempat nongkrong sebagai cara untuk menarik remaja laki-laki. Ia menyediakan alkohol dan pornografi.

Saat para remaja laki-laki itu mabuk berat, Gacy memanfaatkan situasi untuk mencabulinya. Sementara, istrinya di rumah tengah sibuk mengurus 2 anak mereka.

Gacy menggambarkan hidupnya pada titik itu hampir sempurna, karena ayahnya akhirnya mengakui kesuksesannya.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Beverly Allitt Malaikat Maut dari Serial Pembunuhan Berantai Anak-anak

Penangkapan Pertama

Setelah berada di atas angin, pada Maret 1968, Gacy dilaporkan kepolisi oleh orang tua dari remaja laki-laki, bernama Donald Voorhees (15 tahun) yang telah dicabulinya. Korban lainnya menyusul membuat laporan.

Gacy ditangkap dan didakwa dengan tindak sodomi terhadap anak berusia 15 tahun dan percobaan penyerangan terhadap anak laki-laki lainnya, tuduhan itu ia bantah keras.

Namun ia akhirnya mengaku, setelah ketahuan membayar orang untuk mengancam Voorhees untuk tidak datang ke pengadilan. Ia dipenjara 10 tahun atas kasus sodomi.

Di penjara ya bersikap baik, dengan memperoleh gelar sekolah menengahnya dan mengambil posisinya sebagai kepala juru masak. Pada Oktober 1971, 2 tahun setelah dipenjara, ia dibebaskan dengan masa percobaan 12 bulan.

Namun, ia kembali beraksi di Chicago. Pada Februari 1971, ia mennagkap remaja laki-laki dan mencoba memperkosanya.

Pembunuhan pertama

Pada 2 Januari 1972, Gacy bertemu korban pembunuhan pertamanya, Timothy Jack McCoy (16 tahun) saat ia menunggu bus yang datang esok hari. Gacy menawarkan menginap di rumahnya.

Paginya McCoy membantu menyiapkan sarapan dan membawanya ke kamar Gacy dengan masih memegang pisau. Gacy mengira McCoy akan menyerangnya, maka dengan sigap Gacy membunuh dan berhubungan seksual dengan mayatnya.

Hal itu membuatnya ketagihan karena ia mengaku merasakan sensasi seksual yang tinggi. Untuk menutupi jejak, mayat itu ia kubur di bawah rumahnya.

Kemudian, ia bersiasat dengan bekerja di bidang konstruksi dan membuka lowongan kerja untuk para remaja laki-laki yang dapat dibayar murah.

Mayat yang menumpuk di rumahnya membuat bau busuk semakin menyengat hingga tetangganya meminta Gacy untuk menghilangkan bau itu yang tidak diketahui tetangganya dari mana asalnya.

Pogo si badut

Gacy memainkan identitas ganda, di mana ia melancarkan aksinya pada malam hari sebagai penjahat kelamin dan pembunuh, pada siang hari ia berusaha menjadi relawan di lingkungan rumahnya.

Halaman:
Sumber Thought Co
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com