BEIJING, KOMPAS.com - Pembantaian Tiananmen pada 4 Juni 1989 adalah salah satu tragedi berdarah terbesar di China.
Dalam pembantaian Tiananmen 4 Juni, sekitar 100.000 orang berkumpul di utara Kota Terlarang, istana yang menjadi simbol besarnya Kekaisaran China sejak ribuan tahun silam.
Mereka terdiri dari mahasiswa, buruh, dan masyarakat biasa yang memprotes Pemerintah China karena dianggap membungkam demokrasi.
Baca juga: Miao Deshun, Tahanan Tiananmen Terakhir
Unjuk rasa berlangsung selama tujuh pekan sejak 27 April 1989. Deng Xiaoping yang kala itu memimpin Partai Komunis China kemudian mengerahkan puluhan tank untuk membantu tentara "mensterilkan" Lapangan Tiananmen.
Sejumlah laporan tak resmi menyebut korban tewas lebih dari 300 orang termasuk demonstran dan tentara, tetapi angka sebenarnya diprediksi mencapai 1.000 orang.
Kemudian sekitar 10.000 orang ditangkap dalam pembantaian Tiananmen 1989.
Mereka juga meminta pengunduran diri para pemimpin Partai Komunis China yang dianggap terlalu represif.
Kemudian mengutip artikel Kompas.com pada 3 Juni 2019, pemicu lainnya demo ini adalah meninggalnya Sekretaris Jenderal Partai Komunis, Hu Yaobang, pada 15 April 1989.
Hu dikenal sebagai tokoh reformis yang membuka diri terhadap demokrasi. Massa pun curiga dengan kematian Hu.
Untuk mengenang kematian Hu Yaobang, 100.000 mahasiswa berkumpul di Lapangan Tiananmen. Mereka menyuarakan ketidakpuasan kepada Pemerintah China yang otoriter.
Pada 22 April, digelar upacara peringatan resmi untuk mengenang Hu Yaobang yang diadakan di Balai Agung Rakyat di Lapangan Tiananmen.
Perwakilan mahasiswa turut datang sambil membawa petisi ke tangga Balai Agung Rayat.
Para mahasiswa ini menuntut untuk bertemu dengan Perdana Menteri Li Peng dan meminta kejelasan atas kematian Hu Yaobang yang dianggap misterius.
Namun, Pemerintah China menolak pertemuan itu. Hal ini memicu aksi demonstrasi besar yang dilakukan mahasiswa dari berbagai universitas di seluruh China. Mereka mulai menyuarakan reformasi.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tentara China Bubarkan Unjuk Rasa di Tiananmen