Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Berdaya: Irena Sendler, Pejuang Kemanusiaan Bawah Tanah di Ghetto Warsawa Nazi

Kompas.com - 02/06/2021, 20:17 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Pada saat invasi Jerman di Polandia, Sendler adalah Administrator Senior di Departemen Kesejahteraan Sosial Warsawa.

Terkejut dengan kondisi di ghetto, perempuan berdaya ini bergabung dengan Dewan untuk Membantu Orang Yahudi (?egota), yang diorganisir oleh perlawanan bawah tanah Polandia.

Sebagai karyawan Departemen Kesejahteraan Sosial, Sendler dapat memperoleh akses ke ghetto melalui izin khusus dari Departemen Pengendalian Epidemi Warsawa.

Sandler menyaksikan sendiri kengerian di ghetto. Negaranya pun porak-poranda di bawah kolonial dan kekejaman Nazi.

Banyak anak-anak Yahudi menjadi yatim-piatu karena pemerintah kolonial berambisi memusnahkan ras.

Baca juga: [Cerita Dunia] Freddie dan Truus, Pasukan Remaja Pembunuh Nazi Era Perang Dunia II

Para pejuang kemanusiaan menggunakan kotak peralatan, karung kentang, peti mati, dan semacamnya untuk digunakan untuk menyelundupkan anak-anak tahanan Nazi keluar dari ghetto.

Gereja Katolik di perbatasan wilayah setempat juga menyediakan rute pelarian di samping terowongan-terowongan kota.

Para pejuang kemanusiaan menggunakan ban lengan dengan simbol bintang sebagai tanda solidaritas kepada orang-orang Yahudi saat itu, termasuk Sandler.

Setelah berhasil menyelundupkan anak-anak dari ghetto, Sandler biasanya langsung menempatkan anak-anak tersebut kepada keluarga non-Yahudi atau biara.

Ia dan timnya memalsukan dokumen dan memalsukan tanda tangan untuk memberi mereka identitas baru.

Sesekali, ia harus mendesak para orang tua Yahudi untuk menyerahkan anak-anak mereka kepadanya demi keselamatan dan kehidupan mereka yang lebih baik di luar tembok ghetto.

Ia mengumpulkan catatan rinci tentang anak-anak yang ia selundupkan di dalam sebuah toples yang ia amankan. Catatan itu terkumpul hingga sebanyak 2.500 di dalam toples.

Rencananya adalah untuk menyatukan kembali anak-anak yang diselamatkan dan orang tua mereka setelah perang. Namun, sebagian besar orang tua tidak bertahan hidup.

"Saya dibesarkan untuk percaya bahwa seseorang harus diselamatkan ketika ia tenggelam, terlepas dari agama dan kebangsaannya," kata Sandler yang merujuk pada prinsipnya untuk menyelamatkan anak-anak Yahudi, seperti yang dikutip dari Sky History.

Sepakterjang Sandler terendus juga oleh Nazi. Pada Oktober 1943, ia ditangkap oleh polisi Nazi (gestapo) dan dipenjara di Pawiak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com