SAS kemudian dituduh melanggar aturan perang karena lebih memilih menembak mati orang-yang selamat dibanding membawanya sebagai tawanan. Kontroversi semakin meruncing. Pada tahun 1988, SAS dilaporkan menembak mati tiga anggota unit layanan aktif IRA di Gibraltar.
Baca juga: 100 Anggota ISIS Tewas dalam Pertempuran Melawan Pasukan Khusus Inggris SAS
Sebelum menjadi bulan-bulanan kontroversi, SAS dikenal punya sejarah menangani pertempuran berbahaya, yang bahkan sempat disiarkan televisi BBC.
Pada tahun 1980, SAS menyerbu kedutaan Iran di London. Saat itu, orang-orang bersejata dari Provinsi Khuzestan, membunuh salah satu sandera di kedutaan.
SAS, dengan sangat terlatih, lantas membebaskan sandera yang tersisa dan membunuh lima dari enam pria bersenjata. Kesuksesan spektakuler mereka yang ditayangkan langsung ini semakin memberi pasukan khusus ini banyak publisitas yang tidak diinginkan.
Berbagai gejolak kontroversi pun terus membayangi langkah SAS bertahun-tahun kemudian. Mulai dari pengerahan pasukan ini ke Afghanistan setelah peristiwa 11 September 2001, sampai dugaan bahwa SAS terlibat dalam konflik Irak setelah invasi tahun 2003.
Salah satu puncaknya terjadi pada Maret 2011. SAS mengalami salah satu insiden paling memalukan dalam sejarah.
Enam orang SAS dan dua pejabat Kementerian Luar Negeri Inggris dijatuhkan dengan helikopter di Libya setelah pemberontakan melawan Moammar Gaddafi, tokoh revolusi dan militer Libya.
Insiden ini jelas sangat memalukan bagi Inggris. Reputasi SAS belum bisa sepenuhnya pulih. Pasukan khusus yang merupakan bagian dari Angkatan Darat Inggris ini, meninggalkan banyak jejak gelap yang belum dituntaskan.
Baca juga: Berusaha Bunuh Pasukan SAS Inggris, ISIS Pasang Bom Bunuh Diri di Bra
Terlepas dari kontroversi dan prestasinya, SAS dikenal punya seleksi anggota yang sangat melelahkan. Salah satu elemen tes yang paling menguji fisik dan mental adalah "Long Drag."
Dalam "Long Drag", calon pasukan khusus harus menempuh perjalanan 40 mil di atas Brecon Beacons, barisan pegunungan di South Wales. Mereka membawa ransel seberat 55 pon, yang tidak termasuk makanan dan air.
Hanya sekitar satu dari 12 tentara yang berhasil melewati ujian itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.