Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perang Kue, Konflik Ganti Rugi yang Berujung Pertempuran 1 Tahun

Kompas.com - 28/05/2021, 12:10 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Pada 1838-1839 sebuah perang antara Perancis dan Meksiko terjadi, yang disebut Pastry War atau Perang Kue.

Perang Kue adalah perang pertama yang terjadi setelah Meksiko mendapatkan kemerdekaan dari Spanyol pada 1821, yang dimulai atas dasar tuntutan ganti rugi untuk sebuah toko kue.

Di tahun itu, Meksiko berada dalam masa transisi politik, baik internal maupun eksternal.

Secara internal terdapat perdebatan terkait pembentukan struktur pemerintahan, sedangkan secara ekstrenal, Meksiko berusaha mengembangkan hubungan diplomatik dengan negara lain.

Baca juga: 4 Kisah Perang Konyol dalam Sejarah Dunia

Pada mulanya, Raja Louis XVIII menolak mengakui kemerdekaan Meksiko, hingga pada 1826, Meksiko dan Perancis mulai menjalin hubungan perdagangan melalui perusahaan Perancis dan Meksiko.

Pada 1830, akhirnya secara resmi Perancis mengakui kemerdekaan Meksiko dengan membangun hubungan diplomatik. Perancis menjadi negara mitra dagang terbesar ketiga Meksiko.

Namun, itu hanya menjadi pemicu gesekan kedua negara, karena tingginya pajak yang diberlakukan Meksiko kepada Perancis, dibandingkan kepada Amerika Serikat dan Inggris.

Baca juga: Kisah Perang Dunia 1: Sejarah dan Penyebab Pertempuran

Masalah Remontel dimulai

Monsieur Remontel adalah salah satu koki kue Perancis yang paling terkenal di Kota Meksiko.

Remontel mengalami penjarahan di tokonya oleh tentara Meksiko, yang menyebabkan kerusakan dan kerugian.

Penjarahan toko kue Remontel terjadi saat konflik politik pecah antara Presiden Manuel Gomez Pedraza dan Gubernur Lorenzo de Zaval.

Pedraza ingin mencopot Zaval dari jabatannya, tetapi niatnya ditentang oleh fraksi setia Zaval.

Alhasil, terjadi bentrokan beberapa hari di Kota Meksiko dan dimenangkan oleh kubu Zavala. Akhirnya, Pedraza yang dicopot dari jabatannya sebagai presiden.

Selama konflik politik internal itulah, banyak terjadi penjarahan di kota, salah satu korbannya adalah Remontel.

Melansir History of Yesterday, kerugian Remontel yang kemudian dijadikan "alasan" perang mematikan yang dikenal sebagai Perang Kue.

Setelah menghitung kerugiannya yang disebut sangat parah, Remontel menuntut ganti rugi kepada pemerintah Meksiko sebesar 60.000 peso.

Pemerintah menganggap nilai itu terlalu berlebihan karena itu setara dengan upah selama 165 tahun untuk rata-rata pekerja pada zaman itu

Ditaksir jumlah kerugian sebenarnya hanya 1.000 peso. Sehingga, tuntutan fantastis Remontel terus ditolak oleh pemerintah Meksiko.

Tak kehilangan akal untuk mendapatkan ganti rugi, Remontel mengadukan masalahnya ke pemerintah Perancis yang memiliki tendensi negatif dengan pemerintah Meksiko.

Diceritakan bahwa sebenarnya Remontel bukanlah satu-satunya warga Perancis yang mencari bantuan pemerintah Perancis, tapi masalah Remontellah yang menarik perhatian Raja Louis-Philippe.

Pemerintah Perancis maju membela Remontel dengan mengajukan tuntutan ganti rugi yang jauh lebih besar lagi kepada pemerintah Meksiko, yaitu 600.000 peso.

Jumlah itu dikatakan ditambahkan sewenang-wenang atas nama kerusakan yang diderita oleh warga Perancis akibat dari kerusuhan sipil di Meksiko.

Selain itu, ditambahkan atas nama hutang yang ditanggung oleh Meksiko dalam perang di Texas.

Meksiko menganggap tuntutan itu konyol dan menolak membayar.

Baca juga: Kisah Perang Arab-Israel I, Awal Mula Israel Menyerang Palestina

Perancis menantang perang

Tak terima ditolak, Perancis memberi respons cepat dengan menimbulkan ketegangan tinggi.

Armada Perancis di bawah Laksamana Charles Baudin diberangkatkan ke Meksiko.

Pada 16 April 1838, Perancis mulai blokade pelabulan Veracruz, yang secara efektif menghentikan sebagaian besar perdagangan luar negeri Meksiko.

Presiden Anastasio Bustamante semakin bersikeras menolak membayar tuntutan ganti rugi satu peso pun, kecuali blokade dicabut.

Pada 27 November 1838, setelah 7 bulan perselisihan diplomatik tidak membuahkan hasil, Perancis membombardir benteng Meksiko di San Juan de Ulua, yang terletak di pintu masuk Pelabuhan Veracruz.

Eskalasi konflik Meksiko-Perancis memuncak dengan deklarasi perang Presiden Bustamante.

Laksamana Baudin dari Perancis melihat kesempatan untuk menggerakan invasi ke Veracruz.

Dalam beberapa hari 30.000 tentara Perancis telah mencucuki Veracruz dan menangkap seluruh Angkatan Laut Meksiko yang diblokade.

Baca juga: 5 Perang Tersingkat di Dunia dari 30 Hari hingga 38 Menit

Perlawanan yang gagal

Di tengah wilayah Veracruz yang diblokade Perancis, tinggallah seorang pensiunan jenderal Meksiko, bernama Antonio Lopez de Santa Anna.

Santa Anna menawarkan jasanya kepada pemerintah Meksiko dan diperintahkan untuk melawan dengan cara apa pun yang memungkinkan.

Ia kemudian memimpin pasukan dalam serangan terhadap Perancis yang menduduki Veracruz. Namun, upayanya gagal.

Kegagalan itu membuat Meksiko berada di posisi tersudut.

Setelah 7 bulan blokade dan pendudukan di Veracruz, membuat ekonomi Meksiko berantakan.

Berada dalam bayang-bayang kerugian perang, Meksiko akhirnya meminta bantuan ke Inggris untuk menegosiasikan konfliknya dengan Perancis.

Beberapa bulan negosiasi berlangsung. Akhirnya, kesepakatan tercapai dengan Meksiko membayar ganti rugi ke Perancis 600.000 peso, termasuk jumlah yang diminta oleh Monsieur Remontel, koki kue yang tokonya dijarah.

Buntut perang

Perang Kue berakhir dengan Perancis menarik pasukannya dari Veracruz, Meksiko pada 9 Maret 1839.

Namun buntut Perang Kue, membuat Meksiko menghadapi ekonomi yang kacau dan pasukan keamanannya tak berdaya.

Selain itu, di tengah pertahanan yang masih lemah, Amerika Serikat memanfaatkan situasi untuk menerobos menguasai Meksiko.

Amerika Serikat berhasil merebut paksa setengah wilayah Meksiko pada 1846. Lalu, pada 1864, Meksiko kembali menghadapi invasi Perancis.

Baca juga: Perang 6 Hari 1967 yang Mengubah Timur Tengah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com