Pemerintah menganggap nilai itu terlalu berlebihan karena itu setara dengan upah selama 165 tahun untuk rata-rata pekerja pada zaman itu
Ditaksir jumlah kerugian sebenarnya hanya 1.000 peso. Sehingga, tuntutan fantastis Remontel terus ditolak oleh pemerintah Meksiko.
Tak kehilangan akal untuk mendapatkan ganti rugi, Remontel mengadukan masalahnya ke pemerintah Perancis yang memiliki tendensi negatif dengan pemerintah Meksiko.
Diceritakan bahwa sebenarnya Remontel bukanlah satu-satunya warga Perancis yang mencari bantuan pemerintah Perancis, tapi masalah Remontellah yang menarik perhatian Raja Louis-Philippe.
Pemerintah Perancis maju membela Remontel dengan mengajukan tuntutan ganti rugi yang jauh lebih besar lagi kepada pemerintah Meksiko, yaitu 600.000 peso.
Jumlah itu dikatakan ditambahkan sewenang-wenang atas nama kerusakan yang diderita oleh warga Perancis akibat dari kerusuhan sipil di Meksiko.
Selain itu, ditambahkan atas nama hutang yang ditanggung oleh Meksiko dalam perang di Texas.
Meksiko menganggap tuntutan itu konyol dan menolak membayar.
Baca juga: Kisah Perang Arab-Israel I, Awal Mula Israel Menyerang Palestina
Tak terima ditolak, Perancis memberi respons cepat dengan menimbulkan ketegangan tinggi.
Armada Perancis di bawah Laksamana Charles Baudin diberangkatkan ke Meksiko.
Pada 16 April 1838, Perancis mulai blokade pelabulan Veracruz, yang secara efektif menghentikan sebagaian besar perdagangan luar negeri Meksiko.
Presiden Anastasio Bustamante semakin bersikeras menolak membayar tuntutan ganti rugi satu peso pun, kecuali blokade dicabut.
Pada 27 November 1838, setelah 7 bulan perselisihan diplomatik tidak membuahkan hasil, Perancis membombardir benteng Meksiko di San Juan de Ulua, yang terletak di pintu masuk Pelabuhan Veracruz.
Eskalasi konflik Meksiko-Perancis memuncak dengan deklarasi perang Presiden Bustamante.
Laksamana Baudin dari Perancis melihat kesempatan untuk menggerakan invasi ke Veracruz.