Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/05/2021, 20:25 WIB

KOMPAS.com - Sejumlah negara Teluk, seperti Qatar, Arab Saudi, lalu Jepang hingga Israel menjadi negara sumber dana Hamas.

Hamas atau Harakat Al-Muqawamah Al-Islamiyah adalah organisasi penggerak kemerdekaan Palestina yang paling kuat saat ini di sana.

Hamas lahir pada 1978, saat intifada I berlangsung melawan aneksasi wilayah Palestina oleh Israel.

Baca juga: Bagaimana Sejarah Palestina?

Organisasi ini awalnya menjadi rival dari kelompok nasionalis Fatah dengan sayap organisasinya, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Keduanya sama-sama memperjuangkan kemerdekaan Palestina dari Israel, tetapi dengan cara yang berbeda.

Hamas memenangi pemilihan umum legislatif pada 2006, kemudian menguatkan kendalinya di Gaza.

Sejumlah program kesejahteraan sosial dilakukan Hamas, seperti pendidikan dan kesehatan. Bahkan sejak 2005, ketika Israel menarik pasukan dan pemukimannya dari Gaza, Hamas terlibat dalam proses politik Palestina.

Melansir DW pada Selasa (18/5/2021), ada sejumlah negara menjadi sumber dana Hamas, di antaranya adalah:

Qatar

Qatar adalah salah satu negara Teluk yang menjadi negara pendukung penting bagi keuangan Hamas.

Emis Qatar, Sheik Hamad bin Khalifa al-Thani adalah pemimpin negara pertama yang emngunjungi pemeirntahan Hamas pada 2012.

Menurut laporan, pemimpin Qatar mendonasikan dana sebesar 1,8 miliar dollar AS (sekitar Rp 25,7 miliar) ke Hamas.

Baca juga: Kisah Perang Arab-Israel I, Awal Mula Israel Menyerang Palestina

Turki

Hamas juga diketahui mendapatkan dukungan finansial dari Turki selama masa pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Presiden Tukri itu dalam beberapa kesempatan menyatakan dukungannya kepada Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas saat ini.

Jerman

Tak hanya dari negara pendukung, Hamas juga diketahui mendapatkan aliran dana dari organisasi di luar pemerintahan (LSM).

Harian Jerman, Der Spiegel, menyebutkan, beberapa lembaga donor Hamas di antaranya diketahui berbasis di Jerman.

Arab Saudi

Dalam laporan yang dikutip dari Forbes, sumbangan lainnya datang dari Arab Saudi.

Mantan Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdulaziz pernah menyumbang sebesar 8 juta dollar AS (sekitar Rp 114,2 miliar) kepada Palestina.

Kontribusi pemimpin Saudi itu merupakan bagian dari penggalangan dana dunia sebesar 26,7 juta dollar AS (sekitar Rp 381,2 miliar) untuk mendukung kemerdekaan Palestina.

Baca juga: Dari Mana Hamas Dapat Senjata?

Uni Eropa

Dalam kaitannya untuk pembangunan di Palestina, otoritas Palestina yang saat ini dikendalikan Hamas juga mengelola dana kemanusiaan dari sejumlah negara donor.

Menurut Forbes, pada 2008, Uni Eropa menjanjikan dana lebih dari 4 juta dollar AS (Rp 57,1 miliar) untuk keperluan bantuan kemanusiaan.

Selain itu, dana bantuan kemanusiaan juga datang dari masing-masing negara anggota Uni Eropa yang disalurkan secara langsung.

Asia, Australia, dan Norwegia

Jepang pernah berkomitmen memberikan dana bantuan Palestina sebesar 10 juta dollar AS (sekitar Rp 142,8 miliar), India sebesar 1 juta dollar AS (sekitar Rp 14,3 miliar), Australia sebesar 3,5 juta dollar AS (sekitar Rp 50 miliar), dan Norwegia sebesar 4,5 juta dollar AS (sekitar Rp 64,2 miliar).

Tak hanya bantuan berupa uang tunai, beberapa negara dan lembaga donor juga rutin mengirimkan bantuan berupa pasokan obat-obatan medis hingga tenaga kesehatan.

Baca juga: Konflik Israel-Palestina: Kenapa Gaza Tampak Kabur di Google Maps?

Israel

Israel yang jadi musuh bebuyutan Hamas juga rutin mengirimkan dana ke Palestina, untuk keperluan roda pemerintahan, seperti pembayaran gaji.

Sumber dana yang dikirimkan Israel ke otoritas Palestina itu merupakan hak yang disimpan di perbankan Israel, yang berasal dari pungutan pajak dan devisa ekspor milik Palestina.

Pada Februari 2019, Israel sempat menahan transfer uang pajak yang seharusnya dibayarkan ke otoritas Palestina sebesar 138 juta dollar AS (sekitar Rp 2 triliun).

Sesuai kesepakatan perdamaian beberapa tahun sebelumnya, Israel mengumpulkan pajak atas nama Palestina untuk kemudian ditransfer ke otoritas Palestina.

Namun, sering kali Israel menahan transfer uang pajak kepada otoritas Palestina sebagai bentuk tekanan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain itu, lantaran tidak memiliki mata uang sendiri, dana tersebut ditransfer dalam bentuk mata uang Israel, shekel.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Muhammad Idris | Editor: Muhammad Idris)

Baca juga: Mengapa Israel Menyerang Palestina?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Kompas.com
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Biografi Raja Charles III, Pemimpin Kerajaan Inggris

Biografi Raja Charles III, Pemimpin Kerajaan Inggris

Internasional
9 Makanan Khas Lebaran dari Berbagai Negara di Dunia

9 Makanan Khas Lebaran dari Berbagai Negara di Dunia

Internasional
15 Ucapan Lebaran atau Idul Fitri dalam Bahasa Inggris Beserta Artinya

15 Ucapan Lebaran atau Idul Fitri dalam Bahasa Inggris Beserta Artinya

Internasional
Alasan Kenapa Masjid Al-Aqsa Penting bagi Palestina dan Israel

Alasan Kenapa Masjid Al-Aqsa Penting bagi Palestina dan Israel

Internasional
Fungsi dan Tugas Dewan Juri dalam Pengadilan di Amerika Serikat

Fungsi dan Tugas Dewan Juri dalam Pengadilan di Amerika Serikat

Internasional
Profil Kim Jung Ae, Putri Kim Jong Un Berbalut Misteri, Spekulasi Suksesor

Profil Kim Jung Ae, Putri Kim Jong Un Berbalut Misteri, Spekulasi Suksesor

Internasional
5 Fakta Burundi, Negara Termiskin di Dunia, Diguncang Perang Saudara

5 Fakta Burundi, Negara Termiskin di Dunia, Diguncang Perang Saudara

Internasional
Link Live Streaming Shalat Tarawih Masjidil Haram Makkah untuk Ramadhan 1444 H/2023

Link Live Streaming Shalat Tarawih Masjidil Haram Makkah untuk Ramadhan 1444 H/2023

Internasional
Sejarah Hubungan Rusia dan China pada Masa Xi Jinping dan Putin

Sejarah Hubungan Rusia dan China pada Masa Xi Jinping dan Putin

Internasional
Penjelasan Kenapa Bahasa Inggris Itu Susah bagi Penderita Disleksia

Penjelasan Kenapa Bahasa Inggris Itu Susah bagi Penderita Disleksia

Internasional
20 Tahun Invasi Amerika ke Irak: Sejarah dan Perkembangan Terkini

20 Tahun Invasi Amerika ke Irak: Sejarah dan Perkembangan Terkini

Internasional
Sejarah dan Asal-usul Kebaya, Warisan Banyak Budaya di Asia Tenggara

Sejarah dan Asal-usul Kebaya, Warisan Banyak Budaya di Asia Tenggara

Internasional
Profil Joseph Stalin, Pemimpin Brutal Uni Soviet

Profil Joseph Stalin, Pemimpin Brutal Uni Soviet

Internasional
Siapa Yevgeny Prigozhin Pendiri Grup Wagner, dan Hubungan dengan Putin

Siapa Yevgeny Prigozhin Pendiri Grup Wagner, dan Hubungan dengan Putin

Internasional
Penjelasan Mengapa Turkiye Rawan Gempa dan Bagaimana Mengatasinya

Penjelasan Mengapa Turkiye Rawan Gempa dan Bagaimana Mengatasinya

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com