Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Sejarah Palestina?

Kompas.com - 18/05/2021, 18:15 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber History

KOMPAS.com - Palestina adalah wilayah di pantai timur Laut Mediterania, yang memainkan peran penting dalam sejarah kuno dan modern Timur Tengah.

Sejarah Palestina telah ditandai dengan konflik politik yang sering terjadi terkait perampasan tanah secara keras.

Sebab, pentingnya bagi beberapa agama besar dunia dan letaknya yang berada di persimpangan geografis strategis antara Afrika dan Asia.

Hingga saat ini, Palestina masih terlibat konflik panas dengan Israel.

Baca juga: Kisah Perang Arab-Israel I, Awal Mula Israel Menyerang Palestina

Apa itu Palestina?

Melansir History, nama "Palestina" berasal dari kata Yunani yaitu "Philistia", yang berasal dari deskripsi penulis Yunani Kuno tentang wilayah tersebut pada abad ke-12 SM.

Sejak jatuhnya Kekaisaran Ottoman dalam Perang Dunia I (1914-1918) hingga 1948, Palestina umumnya mengacu pada wilayah geografis yang terletak di antara Laut Mediterania dan Sungai Yordan.

Sejak abad ke-20, masyarakat Arab yang tinggal di wilayah itu mulai dikenal sebagai orang Palestina. Namun, banyak dari tanah wilayah tersebut sekarang disengketakan dengan Israel.

Menurut teori saat ini, wilayah Palestina mencakup Tepi Barat (wilayah yang berada di antara Israel dan Yordania modern) dan Jalur Gaza (yang berbatasan dengan Israel dan Mesir).

Namun, kendali atas wilayah ini masih berkembang dan kompleks. Tidak ada konsensus internasional terkait perbatasan wilayah Palestina, yang banyak diklaim dan diduduki oleh Israel selama bertahun-tahun.

Lebih dari 135 negara anggota PBB yang mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Namun, Israel dan beberapa negara lainnya, termasuk Amerika Serikat, tidak berpendapat berbeda.

Pemerintahan di Palestina

Para ahli percaya bahwa nama "Palestina" aslinya berasal dari kata "Philistia", yang merujuk pada Filistin yang menduduki sebagian wilayah itu pada abad ke-12 SM.

Sepanjang sejarah, Palestina telah diperintah oleh banyak kelompok, termasuk Asyur, Babilonia, Persia, Yunani, Romawi, Arab, Fatimiyah, Turki Seljuk, Tentara Salib, Mesir dan Mamelukes.

Sekitar 1517 hingga 1917, Kekaisaran Ottoman menguasai sebagian besar wilayah tersebut.

Ketika Perang Dunia I berakhir pada tahun 1918, Inggris menguasai Palestina.

Liga Bangsa-Bangsa mengeluarkan mandat kepada Inggris untuk Palestina yang mulai berlaku pada 1923.

Mandat itu tertuang dalam sebuah dokumen, yang memberikan Inggris kontrol administratif di kawasan tersebut, termasuk ketentuan untuk mendirikan tanah air nasional Yahudi di Palestina.

Baca juga: Militer AS Angkat Bicara soal Konflik Israel-Palestina Terkini


Pemisahan Palestina

Pada 1947, setelah lebih dari dua dekade pemerintahan Inggris berkuasa, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengusulkan rencana untuk membagi wilayah Palestina menjadi dua, yaitu bagian untuk negara Yahudi merdeka dan negara Arab merdeka.

Kota Yerusalem, yang diklaim sebagai ibu kota oleh orang Yahudi dan Arab Palestina, menjadi wilayah internasional dengan status khusus.

Para pemimpin Yahudi menerima rencana tersebut, tetapi banyak orang Arab Palestina dengan keras menentangnya.

Beberapa di antara orang Arab Palestina telah aktif melawan kepentingan Inggris dan Yahudi di wilayah tersebut sejak 1920-an.

Kelompok Arab berpendapat bahwa mereka mewakili mayoritas penduduk di wilayah tertentu dan harus diberikan lebih banyak wilayah. Mereka mulai membentuk pasukan sukarelawan di seluruh Palestina.

Israel menjadi negara

Pada Mei 1948, kurang dari setahun setelah Rencana Pemisahan untuk Palestina diperkenalkan, Inggris menarik diri dari Palestina dan Israel mendeklarasikan dirinya sebagai negara merdeka.

Seketika itu, hampir semua negara tetangga Arab mengerahkan tentaranya untuk mencegah berdirinya negara Israel.

Halaman:
Sumber History


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com