Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Israel Menyerang Palestina?

Kompas.com - 17/05/2021, 15:41 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KOMPAS.com - Kapan awal mula Israel menyerang Palestina? Mengapa Israel menyerang Palestina? Kedua pertanyaan itu dapat diketahui jawabannya dari menengok sejarah di bawah ini.

Asal mula perang Israel dan Palestina adalah karena masing-masing pihak ingin mendirikan negara di tanah yang sama.

Mengutip Kompas.com pada 18 Juli 2020, yang diperebutkan Palestina dan israel adalah wilayah di antara Laut Mediterania dan Sungai Jordan.

Baca juga: Mitos-mitos Konflik Palestina dan Israel yang Berusia 100 Tahun

Wilayah yang diberi label Israel dalam peta saat ini tersebut juga memiliki kota Yerusalem yang dianggap suci bagi orang Arab Palestina maupun Yahudi Israel.

Alasan lain kenapa Israel menyerang Palestina adalah konflik sejak awal 1900-an, ketika wilayah yang sebagian besar Arab dan Muslim masih menjadi bagian kekaisaran Ottoman.

Setelah Perang Dunia I Inggris mendapat mandat dari Liga Bangsa-Bangsa untuk membantu mendirikan negara bagi orang-orang Yahudi di wilayah tersebut. Perintah itu dikenal bernama Mandat Palestina.

Imigrasi bangsa Yahudi di Eropa menuju ke Palestina dipicu munculnya gerakan Zionisme di akhir abad ke-19.Wikipedia Imigrasi bangsa Yahudi di Eropa menuju ke Palestina dipicu munculnya gerakan Zionisme di akhir abad ke-19.
Ratusan ribu orang Yahudi lalu pindah ke daerah itu sebagai gerakan Zionisme, yaitu melarikan diri dari penganiayaan dan mendirikan negara sendiri di tanah yang dianggap sebagai tanah leluhur mereka.

Sejumlah besar orang Yahudi Timur Tengah juga pindah ke Israel, entah untuk menghindari kekerasan anti-Semit atau karena diusir secara paksa.

Tetapi hal ini berujung kekerasan komunal antara orang Yahudi dan Arab di Palestina mulai di luar kendali.

Baca juga: Duel Kepentingan Hamas dan Netanyahu dalam Konflik Israel-Palestina 2021

Pada 1947 PBB menyetujui rencana membagi Palestina menjadi dua wilayah, yaitu untuk orang Yahudi yang disebut Israel dan untuk orang Arab yang disebut Palestina.

Sementara itu Yerusalem, kota suci bagi orang Yahudi dan Muslim, menjadi zona internasional khusus.

Namun rencananya tidak pernah terlaksana. Para pemimpin Arah di wilayah tersebut menganggap rencana itu sebagai pencurian kolonial Eropa dan menginvasi Palestina.

Kemudian dikutip dari Kompas.com pada 14 Mei 2021, bangsa Yahudi juga kecewa karena kehilangan Yerusalem.

Hanya kelompok Yahudi moderat yang menerima tawaran itu, sedangkan kelompok-kelompok Yahudi radikal menolak.

Warga Palestina melakukan shalat berjamaah selama protes terhadap rencana Israel untuk mencaplok (aneksasi) bagian-bagian inisiatif Timur Tengah di Tepi Barat dan Presiden AS A. Donald Trump di Lembah Jordan, Jumat, 19 Juni 2020. AP/Majdi Mohammed Warga Palestina melakukan shalat berjamaah selama protes terhadap rencana Israel untuk mencaplok (aneksasi) bagian-bagian inisiatif Timur Tengah di Tepi Barat dan Presiden AS A. Donald Trump di Lembah Jordan, Jumat, 19 Juni 2020.
Akhirnya dalam pertemuan di Kairo, Mesir, pada November dan Desember 1947, Liga Arab mengeluarkan resolusi yang menyetujui solusi militer untuk mengakhiri masalah ini.

Akan tetapi dalam kenyataannya sejumlah negara Arab memiliki agenda tersendiri.

Jordania ingin menguasai Tepi Barat, sementara Suriah menginginkan bagian utara Palestina, termasuk wilayah yang diperuntukkan bagi Yahudi dan Arab.

Baca juga: Mengenal Nakba, Tragedi Pengusiran Warga Palestina Setelah Israel Berdiri

Sejarah berdirinya Israel dan Perang Arab-Israel I

Israel ada sejak kapan? Jawabannya adalah 14 Mei 1948 atau sehari sebelum Mandat Inggris di Palestina berakhir.

Ketua Yishuv (Komunitas Yahudi di Palestina), David Ben-Gurion, kala itu mendeklarasikan berdirinya negara Israel di hadapan 250 orang undangan di Museum Tel Aviv.

Dalam deklarasi itu Ben-Gurion sama sekali tidak menyebutkan batas-batas negara Israel yang baru berdiri.

Sejumlah catatan menyebut para pendiri Israel sepakat tidak menyebutkan batas negara itu, karena negara-negara Arab di sekitar Israel pasti tidak akan menyetujuinya.

Akibatnya hanya berselang sehari setelah David Ben Gurion dkk mendeklarasikan berdirinya negara Israel, deklarasi perang datang dari Mesir, Suriah, Irak, Lebanon, Jordania, dan Arab Saudi.

Deklarasi perang ini diikuti invasi pasukan Arab ke wilayah Yahudi.

Baca juga: Kenapa Palestina Tidak Punya Tentara?

David Ben Gurion memproklamasikan berdirinya negara Israel pada 14 Mei 1948.Wikipedia David Ben Gurion memproklamasikan berdirinya negara Israel pada 14 Mei 1948.
Pada 15 Mei 1948 pecahlah perang Arab-Israel pertama. Sebanyak 700 orang Lebanon, 1.876 orang Suriah, 4.000 orang Irak, dan 2.800 orang Mesir menyerbu Palestina.

Sementara itu, sekitar 4.500 pasukan Transjordania dipimpin 38 perwira Inggris yang mengundurkan diri dari kesatuannya menyerbu Yerusalem.

Untuk menghadapi serbuan pasukan koalisi Arab ini, Israel pada 26 Mei 1948 membentuk Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang anggotanya adalah leburan dari berbagai milisi seperti Haganah, Palmach, Irgun, dan Lehi.

Dalam perkembangannya, IDF justru berhasil mengerahkan lebih banyak pasukan ketimbang pasukan koalisi Arab.

Pada awal 1949 Israel memiliki 115.000 tentara sedangkan koalisi Arab hanya sekitar 55.000 personel saja.

Perang 1948 berakhir dengan Israel mengendalikan semua wilayah yang saat ini ditandai di peta sebagai Israel.

Kecuali Tepi Barat dan Gaza, yang menjadi tempat sebagian besar warga Palestina melarikan diri, dan sekarang dianggap sebagai wilayah Palestina.

Demikian alasan mengapa Israel menyerang Palestina. Situasi terkini di Palestina, Israel sedang membombardir Gaza setelah konflik berkecamuk ketika Masjid Al Aqsa diserang pada akhir Ramadhan 2021.

Baca juga: Menang Perang, Garis Batas Israel Meluas Berlipat Ganda, Begini Perkembangannya...

Sumber: Kompas.com (Penulis: Arum Sutrisni Putri, Ervan Hardoko | Editor: Arum Sutrisni Putri, Ervan Hardoko)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Internasional
Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com