Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos-mitos Konflik Palestina dan Israel yang Berusia 100 Tahun

Kompas.com - 16/05/2021, 16:41 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Huff Post,Vox

KOMPAS.com - Konflik Palestina dan Israel tengah memanas dalam beberapa pekan terakhir, dipicu dari Israel mengusir sejumlah keluarga Palestina di Yerusalem hingga menyerang jemaah Muslim yang beribadah di Masjid Al-Aqsa menjelang Idul Fitri.

Sejak saat itu, kedua negara tetangga ini terus saling kirim serangan balasan yang mematikan. Gedung-gedung hancur, masyarakat banyak yang tewas dan terluka.

Pecahnya konflik Palestina dan Israel memang bukan kali pertama. Konflik kedua negara ini telah berlangsung 100 tahun, yang disebut memiliki sejumlah mitos.

Apa sajakah itu? Melansir Huffpost.com berikut sejumlah mitos dari konflik Palestina dan Israel yang banyak menjadi pemahaman masyarakat luas:

Baca juga: Pertama Kali, Biden Telepon Presiden Palestina saat Konflik Berkecamuk

1. Konflik agama

Mayoritas penduduk Palestina adalah Muslim dan penduduk Israel adalah Yahudi, tetapi faktanya konflik kedua negara ini adalah tentang kepentingan bangsa.

Sejarah dunia mencatat, masalah konkretnya yaitu pencurian tanah, pengusiran, dan pembersihan etnis oleh pemukim asing yang datang di tanah adat.

Disebutkan bahwa di dalam masyarakat Palestina terdapat pula penduduk beragama Kristiani dan Yahudi. Sementara di Israel, ada pula penduduknya yang sekuler.

Baca juga: Duel Kepentingan Hamas dan Netanyahu dalam Konflik Israel-Palestina 2021

2. Masalah rumit

Di balik konflik menahun dan belum ada tanda konflik akan berhenti dalam waktu dekat, tetapi poin mendasar dari konflik Palestina dan Israel itu jelas.

Dasar masalahnya adalah penduduk asli yang diusir, dibunuh, dirampok, dipenjara, dan tanahnya diduduki selama puluhan tahun oleh pendatang.

Melansir Vox, ada 3 alasan utama mengapa konflik Palestina dan Israel bisa terasa jauh lebih rumit dari pada yang sebenarnya.

Pertama, ini telah berlangsung selama beberapa dekade, merupakan waktu yang lama. Itu berarti menguraikan satu detail sama saja harus membaca banyak sejarah. 

Kedua, masing-masing pihak memiliki narasi konflik yang sangat berbeda, apa yang terjadi, apa yang penting, dan siapa yang memikul tanggung jawab apa.

Ketiga, partisan pro-Israel/pro-Palestina sering mendorong gagasan bahwa konflik itu rumit di luar pemahaman orang luar.

Baca juga: Demo Mendukung Palestina Meluas ke Penjuru Eropa

3. Palestina terus menolak kesepakatan yang adil

Sejumlah upaya kesepakatan damai atas konflik Palestina dan Israel merujuk pada pembagian tanah kekuasaan, tapi sejauh ini tidak ada implementasi yang mencapai perdamaian abadi.

Terdapat argumen bahwa solusi itu pada dasarnya hanya membingkai mitos tentang pembagian yang adil atas tanah curian antara pihak penjajah dan bangsa pribumi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber Huff Post,Vox
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com