Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Perang Tersingkat di Dunia dari 30 Hari hingga 38 Menit

Kompas.com - 15/05/2021, 14:18 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Sejarah mencatat ada beberapa perang yang terjadi di masa lalu yang membawa berbagai detail konflik, pengaruh, dan durasi lamanya pertarungan terjadi.

Ada perang yang berlangsung selama bertahun-tahun, seperti konflik Israel dan Palestina yang tak kunjung damai hingga kini.

Di lain sisi, ada perang tersingkat di dunia yang berlangsung, dari 30 hari hingga 38 menit saja. Berikut ulasan ringkasnya yang dilansir dari History of Yesterday:

Baca juga: Konflik Israel-Palestina (5): Perang 6 Hari dan Upaya Damai

1. Perang 30 hari: Yunani dan Turki

Pada 1897, perang terjadi antara Kekaisaran Yunani dan Kekaisaran Ottoman.

Orang Yunani ingin mengambil alih pulau Kreta, yang memiliki mayoritas penduduk Yunani dan berada di bawah kendali pihak Kekaisaran Ottoman. Sultan Abdul Hamid adalah penguasa Ottoman pada periode itu.

Ketika orang Yunani berusaha untuk mengambil alih pulau itu, Kekaisaran Ottoman memberikan perlawanan, yang secara militer Yunani tidak siap untuk berperang.

Ketika konflik terjadi di Kreta menantang Ottoman, tentara Yunani tiba di pulau itu. Karena tidak siap, pasukan Yunani tumbang dalam hitungan 30 hari. Perang ini adalah satu-satunya yang terjadi di antara keduanya pada abad itu.

2. Perang 24 hari: Georgia dan Armenia

Perang Georgia dan Armenia berlangsung pada 1918 atas sengketa distrik di Lori, Javerkehti, dan Borchalo.

Pada 1918, Rusia menandatangani perjanjian untuk mengembalikan distrik-distrik ini, yang mereka tempati selama perang melawan Kekaisaran Ottoman pada 1877–1878.

Namun, wilayah ini tidak berada di bawah kendali administratif Rusia. Sebaliknya, Georgia, Azerbaijan, dan Armenia secara kolektif menguasai daerah-daerah ini.

Daerah-daerah ini didominasi oleh orang-orang Armenia dan Georgia. Saat Perang Dunia I berakhir, wilayah tersebut diambil alih oleh Kekaisaran Ottoman.

Setelah kekaisaran runtuh, perkelahian terjadi antara orang Georgia dan Armenia untuk menguasai daerah-daerah tersebut.

Dimulai pada 7 Desember 1918 hingga 31 Desember. Perang Georgia-Armenia ini diakhiri oleh Inggris dan Perancis.

Lalu, disepakati distrik-distrik tersebut dikendalikan atas pemerintahan gabungan Georgia-Armenia.

Baca juga: Konflik Israel-Palestina (4): Akhir Mandat Palestina dan Perang Arab-Israel 1948

3. Perang 13 hari: India dan Pakistan

Salah satu perang terbesar namun terpendek yang terjadi antara India dan Pakistan terjadi pada 1971.

Hasil paling signifikan dari perang ini adalah pembebasan Bangladesh.

Perang kemerdekaan Bangladesh terjadi sekitar waktu yang sama dan sebagai konsekuensi dari konflik berkelanjutan antara Pakistan timur dan barat setelah pemilu pada 1970 di Pakistan.

Perang India dan Pakistan dimulai ketika angkatan udara Pakistan menyerang 11 stasiun udara India, yang meningkatkan permusuhan antara kedua negara.

Perang India dan Pakistan selama 13 hari berlangsung antara tanggal 3 dan 16 Desember 1971. Perang berakhir dengan Pakistan di pihak yang kalah, dan pembentukan negara Bangladesh terjadi.

Baca juga: 35 Tewas dalam Serangan Udara Israel, Gaza Terancam Dilanda Perang

4. Perang 6 hari: Israel dan negara Arab

Perang tersingkat ini berdurasi 6 hari, tapi dianggap sebagai salah satu konflik paling berdarah dalam sejarah.

Konflik terjadi pada Juni 1967 antara Israel dan tiga negara Arab, yaitu Mesir, Suriah, dan Yordania.

Perang ini meletus sebagai akibat dari ketegangan yang parah antara negara-negara Arab dan Israel.

Pada 1948, sekelompok negara Arab memimpin invasi yang gagal ke negara Yahudi.

Tekanan politik dan perselisihan militer berlanjut untuk waktu yang lama hingga pada April 1967, Israel dan Suriah terlibat dalam pertempuran udara yang parah.

Setelah itu, Mesir dan Yordania mendukung sekutu Suriah mereka untuk konflik lebih lanjut.

Pada 5 Juni 1967, Israel melancarkan serangan udara ke Mesir secara mendadak. Serangan ini membuat orang Mesir tidak siap.

Segera setelah Israel memusnahkan lebih dari 90 persen angkatan udara Mesir, mereka menuju ke Yordania, Irak, dan Suriah, melenyapkan angkatan udara mereka juga.

Serangan mendadak Israel mengakibatkan banyak korban di Mesir, Suriah, dan Yordania, tapi perang melawan Israel terus berlanjut selama lima hari ke depan.

Pada hari ke-6 perang, 10 Juni 1967, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memulai gencatan senjata di antara mereka.

Selama 130 jam pertempuran singkat, lebih dari 800 orang Israel tewas. Namun, pada saat yang sama, orang-orang Arab 5 kali lebih banyak yang terbunuh.

Baca juga: 35 Tewas dalam Serangan Udara Israel, Gaza Terancam Dilanda Perang

5. Perang 38 menit: Inggris dan Zanzibar

Perang Inggris-Zanzibar terjadi pada 1896, dikenal sebagai perang tersingkat dalam sejarah.

Semuanya dimulai pada 1890, ketika sebuah perjanjian ditandatangani antara Jerman dan Inggris.

Perjanjian tersebut menetapkan kesepakatan bahwa negara bagian Zanzibar berada di bawah dominasi Inggris, sedangkan tanah Tanzania yang tersisa berada di bawah kendali Jerman.

Beberapa tahun kemudian, pada 1893, Hamad bin Thuwaini menjadi penguasa Zanzibar.

Setelah pemerintahan tiga tahun yang damai, Hamad tiba-tiba meninggal, dan tempatnya diambil alih oleh sepupunya Khalid bin Bargash.

Penunjukan tersebut terjadi tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada Inggris.

Ketika pihak Inggris mengetahui tentang ini, mereka memerintahkan Bargash untuk menyerahkan posisi tersebut. Bargash bersikukuh, tidak mengindahkan peringatan apapun yang dikirimkan oleh Inggris.

Setelah berulang kali diancam dan diperingatkan, tentara Inggris menyerang istana Sultan, yang diamankan dengan lebih dari 3000 orang.

Ketika pertarungan dimulai, Bargash melarikan diri dari istana melalui jalan keluar rahasia, meninggalkan anak buahnya yang bertarung melawan musuh.

Setelah lebih dari setengah jam, bendera kerajaan istana diturunkan, dan perang terpendek dalam sejarah pun berakhir.

Meski singkat, perang itu menyebabkan banyak kematian, kebanyakan dari pihak yang kalah.

Lebih dari 500 tentara tewas dan beberapa ratus terluka parah. Bargash melarikan diri ke daratan Tanzania dan berada di bawah perlindungan angkatan laut Jerman.

Akhirnya, dia ditangkap oleh Inggris dan diasingkan. Di sisi lain, tahta Zanzibar diambil alih oleh pendukung Inggris, Sultan Hamud bin Muhammad yang memerintah selama setengah dekade berikutnya.

Baca juga: Jenderal Perancis Serukan Para Tentara Mengundurkan Diri atas Surat Perang Saudara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com