Perang Inggris-Zanzibar terjadi pada 1896, dikenal sebagai perang tersingkat dalam sejarah.
Semuanya dimulai pada 1890, ketika sebuah perjanjian ditandatangani antara Jerman dan Inggris.
Perjanjian tersebut menetapkan kesepakatan bahwa negara bagian Zanzibar berada di bawah dominasi Inggris, sedangkan tanah Tanzania yang tersisa berada di bawah kendali Jerman.
Beberapa tahun kemudian, pada 1893, Hamad bin Thuwaini menjadi penguasa Zanzibar.
Setelah pemerintahan tiga tahun yang damai, Hamad tiba-tiba meninggal, dan tempatnya diambil alih oleh sepupunya Khalid bin Bargash.
Penunjukan tersebut terjadi tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada Inggris.
Ketika pihak Inggris mengetahui tentang ini, mereka memerintahkan Bargash untuk menyerahkan posisi tersebut. Bargash bersikukuh, tidak mengindahkan peringatan apapun yang dikirimkan oleh Inggris.
Setelah berulang kali diancam dan diperingatkan, tentara Inggris menyerang istana Sultan, yang diamankan dengan lebih dari 3000 orang.
Ketika pertarungan dimulai, Bargash melarikan diri dari istana melalui jalan keluar rahasia, meninggalkan anak buahnya yang bertarung melawan musuh.
Setelah lebih dari setengah jam, bendera kerajaan istana diturunkan, dan perang terpendek dalam sejarah pun berakhir.
Meski singkat, perang itu menyebabkan banyak kematian, kebanyakan dari pihak yang kalah.
Lebih dari 500 tentara tewas dan beberapa ratus terluka parah. Bargash melarikan diri ke daratan Tanzania dan berada di bawah perlindungan angkatan laut Jerman.
Akhirnya, dia ditangkap oleh Inggris dan diasingkan. Di sisi lain, tahta Zanzibar diambil alih oleh pendukung Inggris, Sultan Hamud bin Muhammad yang memerintah selama setengah dekade berikutnya.
Baca juga: Jenderal Perancis Serukan Para Tentara Mengundurkan Diri atas Surat Perang Saudara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.