KOMPAS.com - Roket China Long March 5B jatuh ke Bumi dan hancur setelah menghantam Samudra Hindia pada Minggu (9/5/2021).
Pengumuman badan antariksa China itu sekaligus menepis kekhawatiran di mana roket seberat 18 ton tersebut akan jatuh.
Pihak terkait mengatakan, roket Long March 5B adalah pendorong modul pertama stasiun luar angkasa baru China ke orbit Bumi pada 29 April.
Sebelum Roket China Long March 5B jatuh, ada roket dan benda ruang angkasa lainnya yang telah jatuh ke Bumi, menurut sumber yang dilansir dari Space.com:
Baca juga: Robert H Goddard: Pencipta Roket Pertama AS, Diremehkan Hampir Sepanjang Hidupnya
Pada Selasa (12/5/2020), roket China Long March 5B yang telah jatuh di permukaan Bumi, setidaknya di 2 desa di Pantai Gading, menurut berita Kompas.com sebelumnya.
Jatuhnya roket China Long March 5B itu terjadi setelah diluncurkan pada Selasa (5/5/2020) dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang di provinsi Hainan, China Selatan.
Banyak laporan yang muncul tentang beberapa puing telah jatuh di Pantai Gading. Foto yang diunggah di media sosial menunjukkan pipa sepanjang 12 meter dari roket China jatuh di tanah.
Kemungkinan pipa ini awalnya berukuran 21 meter, tetapi pecah jadi dua saat masuk Bumi.
Jonathan McDowell astronom di Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian mengatakan, puing-puing yang berjatuhan di desa-desa itu berasal dari roket, berdasarkan waktu kejadian dan lokasi yang terletak di bawah jalur roket.
Laporan warga setempat menyatakan, pipa itu jatuh di bangunan pembuat keju di desa Mahounou wilayah Bocanda.
Kemudian laporan lain mengatakan, sebuah rumah di desa N'guinou juga telah kejatuhan puing-puing dari roket China.
Pada 1 April 2018, laboratorium ruang angkasa Tiangong-1 asal China jatuh dari langit, pecah, dan terbakar di di atas Samudra Pasifik selatan, seperti yang dilansir dari Space.com.
Menurut Komando Strategis AS, Komando Komponen Antariksa Gabungan, kejadian jatuhnya lab luar angkasa sekitar pukul 20:16 EDT (0016 April 2 GMT).
Tiangong-1 memiliki panjang sekitar 34 kaki (10,4 m), lebar 11 kaki (3,3 m), dan berat lebih dari 9 ton.
Laboratorium luar angkasa terdiri dari dua bagian utama, yaitu "modul eksperimental" yang menampung astronot yang berkunjung dan "modul sumber daya" yang mengakomodasi sistem tenaga surya dan propulsi Tiangong-1.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.