Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pemimpin Islam: Salahuddin Ayyubi dan Kisah Kepemimpinan Selama Perang Salib

Kompas.com - 09/05/2021, 18:41 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Dengan penaklukan Aleppo, kekuasaan Sultan Salahuddin Ayyubi atas Suriah diperkuat. Namun, serangannya ke Mosul yang diperintah oleh 'Zengid' sulit dilakukan, karena sekutu kuat lawannya.

Baca juga: [Sejarah Islam] Al Quran, dari Wahyu sampai Kitab Suci

Pada 1186, Salahuddin harus menghentikan usahanya untuk menaklukkan Mosul karena sakit. Dia pun melakukan perjanjian damai yang disepakati oleh 'Ayyubiyah' dan 'Zengid'.

Tahun berikutnya, 'Ayyubiyah' bertempur dalam 'Pertempuran Hattin' melawan Tentara Salib.

Pertempuran bersejarah pada 1187 ini menghasilkan kemenangan Salahuddin, tepatnya 88 tahun setelah Tentara Salib merebut Palestina dari penguasa Muslim.

Pada 1189, Raja Richard melakukan perlawanan untuk ketiga kalinya. Pemimpin Inggris itu bermaksud menaklukkan Kerajaan Yerusalem, di mana mereka memulai dengan serangan ke kota Acre di Israel.

Pada 7 September 1191, pasukan Raja Richard dan 'Dinasti Ayyubiyah' saling berhadapan di 'Pertempuran Arsuf'.

Pasukan pimpinan Salahuddin sempat terpaksa melarikan diri, karena pasukan mereka lebih lemah dari Tentara Salib.

Namun 'Ayyubiyah', bisa membalas keesokan harinya, menggagalkan setiap upaya yang dilakukan oleh Raja Richard untuk merebut kembali Yerusalem.

Baca juga: [Para Pemimpin Islam] Mehmed II Panglima Teladan Penakluk Konstantinopel

Pekerjaan Utama

Salahuddin dihormati sebagai pendiri 'Dinasti Ayyubiyah', yang dinamai sesuai nama ayahnya.

Dinasti, di bawah kepemimpinan Sultan ini, berhasil menaklukkan dan menyatukan Suriah, dan merebut kembali Palestina, setelah dipegang oleh Tentara Salib selama 88 tahun.

Sebagai penguasa 'Ayyubiyah', dia memiliki beberapa putra, di antaranya, yang paling terkenal adalah, al-Afdal, Az-Zahir Ghazi, Utsman, Mas'ud, dan Yaq'ub.

Pada 4 Maret 1193, penguasa besar 'Ayyubiyah' ini meninggal karena demam, di Damaskus, Suriah. Lalu dia dikuburkan di luar 'Masjid Umayyah'.

Dia dikenal karena kemurahan hatinya. Salah satunya dengan membagikan kekayaannya kepada orang-orang miskin.

Sebuah provinsi di Irak diberi nama Kota pemerintahan “Salah ad Din,” diambil dari nama Sultan Mesir yang agung ini.

Kota Arbil di Kudistan, menjadi tempat bagi 'Universitas Salahuddin', dan komunitas yang disebut 'Masif Salahaddin.'

Kedua penamaan tersebut secara khusus diberikan sebagai penghormatan kepada sang penguasa ini.

Sementara di Mesir, lambang kenegaraan “Negeri Piramid” juga dikenal sebagai 'Elang Salahuddin.' Itu melambangkan persatuan antara negara-negara Arab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com