Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Inspirasi Islam: Sultan Mehmed II, Perintahkan Tak Ubah Ornamen Kristiani di Masjid Hagia Sophia

Kompas.com - 08/05/2021, 16:52 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sultan Mehmed II tetap menjadikan Hagia Sophia sebagai bangunan suci, diubahnya dari gereja menjadi masjid ditandai dengan adanya ritual seorang ulama kepercayaan sang Sultan mengucap syahadat pada bagian altar gereja.

"Ucapan syahadat kemudian menandai berubahnya Hagia Sophia dari gereja utama Kekaisaran Romawi Timur menjadi masjid resmi Kesultanan Ustmaniyyah," kata Farkhan menceritakan.

Saat penaklukkan Konstantinopel, banyak bagian dari Hagia Sophia yang rusak parah. Sultan Mehmed II lantas memerintahkan renovasi dan restorasi.

Mengembalikan keagungan bangunan suci ini, diubahnya altar menjadi mihrab, merubah kiblat ke arah Mekah dan mulai memerintahkan masjid diisi dengan syiar Islam.

Baca juga: [KISAH INSPIRASI ISLAM] Meneladani Sifat Umar bin Khattab

Meskipun sebagian mozaik yang menyimbolkan kekristenan diubah menjadi mozaik Islami dengan menyamarkannya menjadi bentuk-bentuk geometri, mozaik bergambar manusia ditutup dengan warna polos baru dihiasi dengan kaligrafi-kaligrafi ayat-ayat suci Alquran.

Dengan demikian mozaik-mozaik dengan banyak simbol kekristenan tetap ada dan terjaga, sementara kaligrafi yang melambangkan Islam pun tetap terlukis.

"Kesultanan Ustmaniyyah merawat warisan ini tanpa merusaknya, menjaga warisan sejarah kristen sekaligus menunjukkan kebesaran napas Islam," ujar Farkhan.

Hagia Sophia, sebelum diambi alih oleh Sultan Mehmed II sebagai masjid pada 1453 M, bangunan ini adalah gereja terbesar umat Kristen Bizantium dari 537-1055 M.

Lalu dari 1054-1204 M berubah menjadi gereja ortodoks Yunani. Pada 1204-1261 M gereja ini diambil alih oleh Agama Katolik Roma. Pada 1261-1453 M, gereja ini kembali menjadi Katedral Kristen Ortodoks Yunani.

Baca juga: Hagia Sophia Jadi Masjid, Yunani dan Turki Perang Komentar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com