Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abu Nawas, Penyair Tersohor Arab yang Kontroversial

Kompas.com - 07/05/2021, 23:33 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Dia mungkin penyair Arab pertama yang menulis tentang masturbasi.

Ismail bin Nubakht: "Saya tidak pernah melihat orang yang belajar lebih luas dari Abu Nawas, atau orang yang memiliki ingatan yang sangat lengkap, namun memiliki begitu sedikit buku.”

“Setelah kematiannya kami menggeledah rumahnya, dan hanya dapat menemukan satu sampul buku berisi quire of paper, yang berisi kumpulan ekspresi langka dan observasi gramatikal," katanya melansir People Pill.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Fritz Haber, Ilmuwan Jenius Pencipta Senjata Kimia Pemusnah Massal

Masa produktif

Abu Nawas terpaksa mengungsi ke Mesir untuk beberapa waktu, setelah dia menulis puisi elegi yang memuji keluarga elite politik Persia dari Barmaki, keluarga kuat yang telah digulingkan oleh khalifah, Harun al-Rashid.

Dia kembali ke Baghdad pada 809 M setelah kematian Harun al-Rashid.

Penguasa berikutnya adalah Muhammad al-Amin, putra harun al-Rasyid yang berusia dua puluh dua tahun (dan mantan murid Abu Nawas).

Kondisi ini memberi keuntungan besar bagi Abu Nawas. Faktanya, sebagian besar ulama percaya bahwa Abu Nawas menulis sebagian besar puisinya pada masa pemerintahan Al-Amin.

Tugas kerajaannya yang paling terkenal adalah sebuah puisi ('Kasida') yang ia gubah untuk memuji al-Amin.

"Menurut kritikus pada masanya, dia adalah penyair terbesar dalam Islam." tulis F.F. Arbuthnot dalam “Penulis Arab”.

Orang sezamannya, Abu Hatim al Mekki sering berkata bahwa makna terdalam dari pemikiran disembunyikan di bawah tanah, sampai Abu Nawas menggalinya.

Namun demikian, Abu Nawas dipenjara kan ketika tindakannya menguji kesabaran al-Amin.

Amin akhirnya digulingkan oleh saudaranya Al-Ma'mun. Pemimpin baru yang sangat teguh memegang norma agama ini, tidak memiliki toleransi terhadap Abu Nawas.

Beberapa laporan kemudian mengklaim bahwa ketakutan akan penjara, membuat Abu Nawas bertobat dengan cara lamanya dan menjadi sangat religius.

Sementara yang lain percaya, dia akhirnya menyesal di kemudian hari, dan hanya menulis tentang harapannya memenangkan pengampunan khalifah.

Dikatakan bahwa sekretaris al-Ma'mun Zonbor menipu Abu Nawas untuk menulis sindiran terhadap Ali, menantu Nabi, saat Nawas sedang mabuk.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com