Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Biografi Tokoh Dunia] Beverly Allitt "Malaikat Maut" dari Serial Pembunuhan Berantai Anak-anak

Kompas.com - 04/05/2021, 09:46 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Beverley Allitt dijuluki sebagai "Malaikat Maut", salah satu pelaku pembunuhan berantai paling kejam dalam serial kematian anak dari Inggris.

Pada 1991, perawat bernama Beverly Allitt mengklaim, korban pertamanya berusia 7 bulan, Liam Taylor. Korban selanjutnya, anak berusia 11 tahun yang menderita lumpuh otak.

Awalnya, tidak ada yang mencurigai Allitt, sehingga ia meneruskan akasi jahatnya tanpa halangan.

Total, ia membunuh 4 anak dan percobaan pembunuhan terhadap 9 orang. Kecurigaan terhadap Allitt mulai muncul ketika catatan keperawatan hilang.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Fritz Haber, Ilmuwan Jenius Pencipta Senjata Kimia Pemusnah Massal

Masa muda

Beverley Allitt atau "Malaikat Maut", memiliki kejanggalan kepribadian sejak usia dini. Dibandingkan 3 saudaranya, ia sering sekali terluka sejak kecil, menurut catatan biografi tokoh dunia paling kejam yang dilansir dari Biography

Ia suka menggunakan perban dan gips hanya untuk mendapatkan perhatian. Kadang, ia tidak benar-benar luka.

Menginjak remaja ia sering bolak-balik ke rumah sakit karena tindakannya untuk mencari perhatian. Salah satunya, setelah ia selesai operasi usus buntu.

Ia lama sembuh karena ia suka melukai bekas luka operasinya. Lama-kelamaan praktisi medis menjadi hafal dengan tingkahnya yang menderita sindrom munchausen.

Saat ia sudah gagal mendapatkan reaksi yang ia harapkan, ia beralih melukai orang lain untuk puas mendapatkan perhatian.

Saat dewasa, ia mengambil pendidikan perawat dengan masih memiliki perilaku aneh. Dilaporkan ia mengoleskan kotoran manusia di dinding panti jompo di mana ia melakukan praktik kerja. Dia juga sering membolos karena penyakit-penyakitnya.

Sementara, pacarnya menceritakan bahwa Allitt adalah wanita agresif, manipulatif dan suka menipu, seperti mengklaim hamil dan diperkosa. Akhirnya, mereka putus.

Usai praktik di panti jompo dengan hasil kerja yang tidak memuaskan, Allitt dipekerjakan di Rumah Sakit Grantham & Kesteven di Lincolnshire pada 1991, karena kekurangan staf parah.

Di sana ia bekerja di bangsal anak, dengan hanya ada 2 perawat terlatih pada shift siang dan 1 untuk malam saat dia mulai bekerja.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Al-Ghazali, Filsuf Muslim Abad Pertengahan

Catatan kejahatan

Pada 21 Februari 1991, Liam Taylor, bayi berusia 7 bulan yang menderita radang paru-paru, menjadi korban pertamanya di rumah sakit Grantham & Kesteven.

Allitt meyakinkan orangtuanya Liam berada di tangan yang tepat, dan menyarankan mereka untuk beristirahat di rumah.

Saat telah tiba di rumah, orang tua bayi itu diberitahu bahwa putranya mengalami gangguan pernapasan, tapi dia telah pulih.

Dia mengajukan diri untuk tugas malam ekstra, sehingga bisa mengawasi bocah itu. Orangtua bayi Liam juga akhirnya memutuskan untuk bermalam di rumah sakit.

Sebelum tengah malam, Liam kembali mengalami krisis pernapasan, tapi Allitt mengklaim telah berhasil menyelamatkannya dengan memuaskan.

Ketika Allitt ditinggal berdua dengan Liam kembali, mendadak si bayi mengalami kondisi buruk secara dramatis.

Tubuhnya sangat pucat, lalu bercak merah muncul di wajahnya. Allitt memanggil tim resusitasi darurat (CPR).

Rekan perawat Allit bingung dengan tidak adanya monitor alarm yang berbunyi, saat anak itu gagal bernapas.

Bayi 7 bulan tersebut mengalami serangan jantung hingga menyebabkan kerusakan otak yang parah. Dia masih hidup hanya dengan bantuan mesin.

Atas nasihat medis, orang tua Liam akhirnya membuat keputusan untuk melapas mesin dan bayi 7 bulan itu meninggal seketika. Kematiannya tercatat karena gagal jantung.

Sementara, peran Allitt sepanjang memberikan perawatan Liam hingga ia kritis dan meninggal, tidak dicurigai.

Hanya dua pekan setelah kematian bayi Liam, muncul sasaran korban Allitt berikutnya.

Timothy Hardwick, anak berusia 11 tahun yang menderita cerebral palsy. Ia dirawat di rumah sakit Grantham & Kesteven setelah mengalami epilepsi pada 5 Maret 1991.

Allitt mengambil alih perawatannya. Lagi-lagi, ketika mereka ditinggal berdua, anak mendadak mengalami kondisi kritis.

Allitt memanggil tim CPR dan saat tiba, tim tidak menemukan denyut nadi bocah itu dengan kondisi tubuh membiru.

Upaya terbaik dilakukan, termasuk dari spesialis pediatrik, tapi tidak dapat menyelamatkan nyawanya.

Otopsi dilakukan, tapi gagal memberikan penyebab kematian yang jelas. Epilepsinya secara resmi dicata sebagai penyebab kematian bocah 11 tahun itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com