"Logistik JD bagi kami sangat praktis. Jika ada orang memesan 'online', JD yang menyelesaikan seluruh proses. Kalau harus melakukan sendiri, sangat rumit," ungkap Song Denfang.
Selama krisis virus corona, transportasi jadi masalah besar. Itu tidak mungkin diselesaikan setiap petani.
Di seluruh China, berton-ton hasil panen tertumpuk tidak terjual.
Baca juga: 2 Staf Diplomatik AS di India Meninggal karena Covid-19
Inisiatif berjualan secara "live streaming", seperti yang digagas Sang Junfus, datang pada waktu yang tepat.
Sekarang, petani Song Denfang, yang biasanya pendiam, sudah terbiasa dengan kamera yang terus mengikutinya di rumah kaca tempat budidaya.
Di masa krisis virus corona, Februari/Maret 2020, tidak ada yang boleh pergi ke pasar atau toko-toko. Jadi, orang berbelanja online. Demikian cerita Song Denfang.
"Mereka mendapat buah dan sayuran yang segar. Bahkan lebih segar dari pada di supermarket. Itu bahkan diantar langsung ke rumah," ucapnya.
Wu Xiang Sheng yang berdagang telur bebek, dulu tidak bisa membayangkan tinggal di kawasan pedesaan China. Sekarang, sejak mulai melakukan berjualan secara "live streaming", pandangannya berubah.
"Lewat platform ini, kita juga bisa berkomunikasi dengan dunia. Menyebarkan kuliner dan kebudayaan kita ke seluruh dunia. Kami sangat antusias dengan cara penjualan ini," ujar Wu Xiang Sheng.
Siapa pula yang menyangka, video live bisa menarik begitu banyak follower dan kesuksesan bisnis.
Baca juga: AS Janji Akan Berbagi 60 Juta Dosis Vaksin Covid-19 AstraZeneca Simpanannya dengan Dunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.