KOMPAS.com - Julukan Mehmed Sang Penakluk diberikan kepada Mehmed II karena keberhasilannya menaklukkan Konstantinopel (kini kota Istanbul) dan menyudahi Kekaisaran Bizantium atau Kekaisaran Roma Timur.
Narasi tentang penaklukan Konstantinopel sendiri, sudah diprediksi oleh salah satu hadis Nabi Muhammad. Di dalamnya disebutkan bahwa penaklukan Konstantinopel dilakukan oleh pemimpin terbaik dengan prajurit terbaiknya.
Baca juga: Erdogan di Puncak Daftar 50 Tokoh Muslim Paling Berpengaruh Dunia 2021
Hal itulah yang menginspirasi perjuangan Mehmed II dalam perjuangannya memperluas wilayah kekuasaan Turki Ottoman.
Mehmed II atau juga dikenal dengan Muhammad Al Fatih, lahir pada 30 Maret 1432 Masehi dan wafat 3 Mei 1481 masehi. Dia berkuasa sebagai Sultan Turki Usmani itu 1451 sampai wafatnya 1488.
Dia adalah anak dari sultan ke enam Turki Usmani, Murad II. Sejak kecil ayahnya sudah menggembleng Mehmed II dengan berbagai pendidikan agama dan pendidikan militer.
“Dalam sistem kekhalifahan dulu, guru-guru disiapkan dan datang khusus untuk mendidik anak-anak para pemimpin. Jadi Mehmed II mendapat didikan dari ulama-ulama terkenal ketika itu baik dari sisi agama maupun dari ilmu modern lainnya,” cerita Dr Yoyo, Ketua Pusat Kajian Timur Tengah Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta kepada Kompas.com.
Baca juga: Kisah Haji Sulong, Pemimpin Muslim Thailand yang Hilang Misterius 66 Tahun Silam
Mehmed II memiliki kecerdasan yang luar biasa dan sangat religius. Dia berhasil mengkhatamkan Al Quran pada usia 8 tahun.
Dia tumbuh menjadi seorang poliglotisme, yang menguasai banyak bahasa. Di antaranya bahasa Turki Persia, Arab, Yunani, hingga Latin.Tak heran jika dia mampu mempelajari banyak kitab.
“Penulis barat menuliskan bahwa salah satu hobi yang dimiliki Mehmed II membuatnya memiliki peta yang lengkap tentang dunia Eropa,” terang Dr Yoyo.
Salah satu bacaan favoritnya adalah cerita tentang Ksatria Romawi. Pengetahuan ini membuatnya memahami betul tentang gambaran geografis Eropa, khususnya pemerintahan konstantinopel di Italia.
Dengan bekal itu, jelas bahwa pemimpin pasukan ini bukanlah orang yang sembarangan. Kemampuan yang luar biasa itu dia perlihatkan dalam perang di Konstantinopel.
Saat itu dia berhasil menembus wilayah musuh yang memiliki penjagaan yang sangat ketat. Dia membuka jalan lain untuk armada lautnya dengan menerobos hutan hingga berhasil masuk menyusup ke daerah musuh.
Sementara sisi religiusnya ditunjukkan melalui ketaatannya menjalankan ibadah dan ajaran agama yang disebarkannya. Dia tidak pernah melewatkan solat wajibnya dan ketaatannya berpuasa.
“Ini yang juga menjadi motivasi spiritual bagi para prajuritnya, yaitu pasukan,” ujar Dr Yoyo.
Baca juga: Kisah Perang: Sejarah Penaklukan Konstantinopel oleh Turki Ottoman
Menurut Ketua Pusat Kajian Timur Tengah UAD, banyak sumber menyebut bahwa Mehmed II adalah seorang pemuda berbadan besar dan kekar, dan ahli dalam persenjataan. Tak ayal dia dinilai seorang panglima perang yang sangat mumpuni.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.