Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Catatan Sejarah dari Secangkir Kopi, dari Ethiopia hingga Eropa

Kompas.com - 23/04/2021, 14:09 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Saat mencicipinya, dia dengan cerdik menyatakan, "Minuman iblis ini sangat enak...kita harus menipu iblis dengan membaptisnya!" Sejak saat itu, kopi dijuluki sebagai minuman iblis, atau cangkir iblis.

6. Kedai kopi pertama London

Menurut catatan buku harian Samuel Pepys, seorang administrator Angkatan Laut Inggris era sejarah, kedai kopi pertama Inggris didirikan di Oxford pada 1650.

Berdiri di The Angel di paroki St Peter di timur, oleh seorang pria Yahudi bernama Jacob, di gedung yang sekarang dikenal sebagai The Grand Cafe.

Sementara, kedai kopi pertama London dibuka pada 1652 di St Michael's Alley, dekat St Michael di halaman gereja Cornhill.

Dijalankan oleh Pasqua Rosée, seorang pria Yunani yang pada 1672 juga mendirikan sebuah kedai kopi di Paris.

Pepys mengunjungi kedai kopi London pada 10 Desember 1660, “Dia (Col. Slingsby) dan saya pada malam hari ke Kedai Kopi di Cornhill, pertama kalinya saya berada di sana, dan saya menemukan banyak kesenangan di dalamnya, melalui beragam teman dan bahasan.”

Baca juga: Sejarah Islam di China Berkembang Pesat Sejak Abad ke-7, Sebelum Komunis Berkuasa

7. Kedai kopi sumber pertukaran informasi

Bagi Pepys dan pria terpelajar lainnya zaman itu, kedai kopi adalah korannya atau internetnya.

Dalam buku hariannya, menceritakan bahwa di kedai kopi ia akan menerima berita terbaru tentang konflik dengan Belanda, misalnya, “komet yang terlihat di beberapa tempat” pada 15 Desember 1664, dan “ancaman wabah yang berkembang dan solusi untuk melawannya” pada 24 Mei 1665.

Pada 3 November 1663, Pepys menceritakan bahwa budaya ngopi di kedai kopi kala itu diselingi diskusi lebih tentang beragam Kekaisaran Romawi, perbedaan antara terjaga dan bermimpi, dan gagasan tentang serangga.

Pada 1675 ada lebih dari 3.000 kedai kopi di Inggris saja. Beberapa bahkan memiliki tempat tidur dan menu sarapan untuk tamu yang bermalam.

8. Petisi wanita melawan kopi

Pada era 1690-an, para wanita sempat geram dengan berkembangnya kedai kopi dan budaya "ngopi" kala itu. Berbanding terbalik dengan para pria, para wanita cenderung merasakan dampak buruk dari berkembangnya kedai kopi. 

Sebuah esai "Defense of the Female Sex", pada 1696, Mary Astell menulis dengan amarah, tentang suaminya yang seringkali menghabiskan waktu ngopi di kedai kopi, mengobrol banyak hal tentang kepentingan publik, tapi lupa tentang keluarganya sendiri.

Hal serupa dikatakannya juga dirasakan oleh para wanita lainnya yang hanya bisa tertahan di rumah untuk mengurus rumah dan keluarga, selama para suami menyibukaan diri di luar sana.

Astell bercerita ia hanya mengobrol dengan semua istri lain yang tinggal di rumah dengan tugas dan cangkir teh mereka.

Pada 1674, ada petisi pedas "The Women's Petition Against Coffee", di mana para istri berargumen bahwa suami mereka selalu absen dari pekerjaan rumah dan keluarga, mengabaikan tugas-tugas rumah tangga mereka.

Alasannya, semata-mata hanya untuk menikmati "secangkir kecil minuman hitam pekat, yang menjijikan, pahit, dan berbau busuk".

Dalam kritikan para kaum wanit asaat itu juga menyinggung masalah "efek samping" dari hubungan intim dengan suami mereka.

Kopi, katanya, "membuat manusia tidak berbuah seperti gurun, di mana buah beri yang tidak bahagia dibawa, sehingga keturunan nenek moyang kita yang perkasa akan menyusut menjadi serangkaian kera dan babi".

Baca juga: Kisah Perang: Sejarah Penaklukan Konstantinopel oleh Turki Ottoman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Internasional
Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Internasional
Persenjataan Hamas Semakin Banyak yang Justru Bersumber dari Israel

Persenjataan Hamas Semakin Banyak yang Justru Bersumber dari Israel

Internasional
Dari Mana Hamas Memperoleh Senjata?

Dari Mana Hamas Memperoleh Senjata?

Internasional
Perjalanan Hubungan Israel dan Iran, dari Sekutu Jadi Musuh

Perjalanan Hubungan Israel dan Iran, dari Sekutu Jadi Musuh

Internasional
Siapa Pemasok Terbesar Senjata untuk Israel?

Siapa Pemasok Terbesar Senjata untuk Israel?

Internasional
Apa Saja Jenis Persenjataan Militer Israel dan dari Mana Pasokannya?

Apa Saja Jenis Persenjataan Militer Israel dan dari Mana Pasokannya?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com