Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Catatan Sejarah dari Secangkir Kopi, dari Ethiopia hingga Eropa

Kompas.com - 23/04/2021, 14:09 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Pada abad ke-16, kopi adalah minuman pilihan di Persia, Mesir, Suriah dan Turki. Reputasinya sebagai "anggur Araby" tidak pernah berhenti oleh ribuan peziarah yang mengunjungi kota suci Mekkah setiap tahun dari seluruh umat Muslim di dunia.

Pedagang Yaman membawa pulang kopi dari Ethiopia dan mulai menanamnya sendiri.

Minuman itu dihargai oleh para sufi di Yaman yang menggunakan minuman tersebut untuk membantu berkonsentrasi dan sebagai minuman spiritual. Mereka juga menggunakannya untuk dapat terjaga selama renungan malam hari.

Dari Timur Tengah popularitas kopi segera menyebar ke seluruh Balkan, Italia, dan ke seluruh Eropa, juga ke timur di Indonesia dan kemudian ke barat di Amerika, sebagian besar melalui Belanda.

Baca juga: 8 Penemuan Revolusioner Muslim dalam Sejarah Dunia, dari Kopi hingga Aljabar

3. Kopi dalam revolusi sosial

Sejak kopi dikenal luas pada abad ke-16, kedai kopi juga mulai muncul segera dan populer, menjadi tempat favorit bersosialisasi.

Minum kopi dan percakapan dilengkapi dengan segala macam hiburan, mulai dari pertunjukan musik, menari, permainan catur, dan yang paling penting adalah menjalin percakapan segala jenis, ada yang bergosip, berdebat atau mendiskusikan soal berita.

Kedai kopi ini segera dikenal sebagai "sekolah orang bijak", tempat yang dikunjungi, jika ingin tahu apa yang sedang terjadi di dunia.

Hubungan antara kopi dan kehidupan intelektual saat itu telah terjalin.

4. Minuman berdosa

Diceritakan menurut catatan sejarah History Extra, sekitar 1500-an, keberadaan kopi sempat diperdebatkan. Apakah kemungkinan itu adalah minuman yang mengundang dosa?

Pada 1511, dipimpin oleh Gubernur Mekkah saat itu, Khair Beg, muncul aturan bahwa minum kopi dilarang.

Alasannya, budaya minum kopi mendorong orang-orang menjadi pemberontak pemerintah dengan terjadinya diskusi tentang kegagalan kepemimpinan seorang pejabat.

Sehingga, lahirlah asosiasi kopi dengan hasutan dan revolusi, yang memutuskan minum kopi adalah berdosa (haraam). Kontroversi itu masih berlanjut selama 13 tahun kemudian.

Akhirnya pada 1524, larangan itu dicabut atas perintah Sultan Turki Utsmaniyah Selim I dengan Mufti Besar Mehmet Ebussuud el-?madi mengeluarkan fatwa yang memperbolehkan kopi diminum kembali.

Sementara Khair Beg yang terlibat suatu masalah yang berbeda, mendapatkan hukuman atas perintah Sultan.

Di Kairo ada larangan serupa pada 1532. Saat itu, kedai kopi dan gudang kopi di sana digeledah.

Baca juga: Sejarah Tercipta, Robot NASA Sukses Membuat Oksigen di Mars

5. Minuman iblis

Kopi dikenalkan ke daratan Eropa pertama kali melalui perdagangan di Venesia yang menguntungkan dan dinikmati kota dengan tetangga Mediterania-nya.

Namun, kedatangan kopi di Eropa oleh bangsa Timur Tengah dan Turki sempat mendapatkan prasangka pada zaman itu.

Minuman misterius, eksotik, dan berenergi, dinggap mencurigakan oleh masyatrakat Eropa yang saat itu mayoritas Katolik, menyebutnya adalah "penemuan pahit dari iblis".

Kontroversi yang berkembang saat itu, medorong Paus Klemens VIII turun tangan untuk membuktikan dan menengahi berdebatan.

Dia mencicipi kopi untuk dirinya sendiri dan menyatakan bahwa itu benar-benar minuman semua agama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com