Sutayta adalah perempuan berdaya yang hidup pada abad ke-10 dan meninggal pada 987 Masehi, yang mendapatkan ajaran dan bimbingan oleh beberapa ulama termasuk ayahnya.
Ia tidak mengkhususkan diri hanya mempelajari satu mata pelajaran, tetapi banyak pelajaran, dan ia unggul dalam banyak bidang, seperti sastra Arab, hadits, dan yurisprudensi serta matematika.
Dikisahkan menurut sejarah, bahwa ia adalah seorang ahli dalam hisab (aritmatika) dan faraidh (perhitungan suksesoral). Keduanya merupakan cabang praktis matematika yang berkembang dengan baik pada masanya.
Dikatakan juga bahwa dia menemukan solusi untuk persamaan yang telah dikutip oleh ahli matematika lain, yang menunjukkan bakat dalam aljabar.
Meskipun persamaan ini sedikit, mereka menunjukkan bahwa keterampilannya dalam matematika melampaui bakat sederhana untuk melakukan perhitungan.
Baca juga: Perempuan Berdaya: Hak Pilih Pertama bagi Wanita dalam Pemilihan Umum, Kapan dan di Manakah Itu?
Zaynab adalah seorang kaligrafer wanita terkenal pada abad ke-12, karena karyanya di bidang fikih (hukum Islam) dan hadis.
Dia sangat dipuji hingga diangkat sebagai guru Yaqut, Khalifah Abbasiyah terakhir. Dia juga ahli kaligrafi di Istana Musa.
Dia adalah seorang guru yang brilian, mapan, dan banyak orang mencari kesempatan untuk belajar bersamanya dan menerima ijazah darinya.
Kemasyhuran Zaynab semakin meningkat, ketika dia diberi nama Siqat al-Dawla karena hubungannya dengan al-Muktafibillah, Khalifah Abbasiyah.
Dia menghabiskan waktunya untuk mempelajari sains dan sastra.
Gevher Nesibe Sultan adalah puteri Kesultanan Rum pada abad ke-13 awal.
Nama Gevher Nesibe Sultan bersama nama putri Kilij Arslan II dan saudara perempuan Kaykhusraw I, dikenang sebagai nama dari sebuah kompleks megah, di Kayseri, Turki.
Kompleks megah itu pada zaman kuno, dianggap sebagai salah satu monumen arsitektur Kekaisaran Seljuk yang terkemuka, dengan bangunan terdiri dari rumah sakit, terutama untuk studi medis, dan masjid.
Rumah sakit ini dibangun antara 1204 dan 1206, dan medrese, yang pembangunannya dimulai segera setelah kematian Gevher Nesibe pada 1206 dan selesai pada 1210.
Baca juga: Perempuan Berdaya: Sejarah Revolusioner Wanita Pertama China, Qiu Jin, yang Mati Dipenggal
Selama peradaban Islam abad ke-16, banyak wanita berprestasi di berbagai bidang di Afrika Subsahara, salah satunya adalah Ratu Amina dari Zaria (1588-1589).