KOMPAS.com - Kekaisaran Turki Utsmani atau Ottoman dalam bahasa Inggris, berhasil mencatatkan sejarah besar dengan menaklukkan Konstantinopel pada 1453.
Penaklukan Konstantinopel dilakukan Turki Utsmani di bawah kepemimpinan Muhammad Al Fatih atau Sultan Mehmed II, dengan mengalahkan Kekaisaran Romawi Timur.
Konstantinopel dulu merupakan kota paling penting di dunia pada abad pertengahan, karena letak strategisnya dalam perekonomian maupun politik dunia.
Baca juga: Kisah Perang Salib: Sejarah Perebutan Yerusalem Selama 200 Tahun
Konstantinopel yang terletak di antara benua Asia dan Eropa serta dibelah Selat Bosportus, juga menjadi ibu kota Byzantium Romawi Timur sejak 324 M sampai awal abad ke-15 Masehi.
Dr Yoyo, Ketua Pusat Kajian Timur Tengah Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, bercerita bahwa Konstantinopel sudah diprediksi takluk oleh Nabi Muhammad SAW saat dikepung orang-orang Quraisy di Perang Khandaq.
"Konon ketika Nabi membelah batu kemudian ada percikan lalu menyampaikan, suatu saat nanti Romawi akan kalah," imbuhnya.
Kemudian sejak zaman khulafaur rasyidin, para penerus Nabi seperti Daulah Umayyah, Daulah Abasiyah, dinasti Mamalik, dan termasuk Mehmed II semua berambisi menaklukkan Romawi.
"Tetapi itu baru tercapai pada masa kekuasaan Turki Utsmani, yaitu pada masa pemerintahan Muhammad Al Fatih, atau Mehmed Isani kalau dalam bahasa Turki."
Baca juga: Kisah Perang: Kematian Napoleon Bonaparte dalam Sunyi di St Helena
"Bentuk kekuasaan Islam terakhir dalam bentuk kerajaan atau monarki ataupun daulah itu adalah daulah Utsmaniyah, atau Ottoman Empire sering disebutnya dalam bahasa Inggris," terang Yoyo saat dihubungi Kompas.com pada Minggu (18/4/2021).
Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al Fatih merupakan sultan ketujuh dari Turki Utsmani dan usianya sangat muda.
Ia lahir pada 30 Maret 1432 dan wafat 3 Mei 1481. Mehmed II mulai berkuasa pada 1451 ketika umurnya baru akan beranjak 20 tahun.
"Kemudian di tahun 1453 dua tahun setelah berkuasa mampu menaklukkan Konstantinopel."
"Itu luar biasa. Satu achievement yang luar biasa bagaimana seorang panglima muda mampu mengalahkan satu kekaisaran yang hampir 500 tahun lamanya berjalan," cerita Yoyo.
Baca juga: Kisah Perang: Misteri Pasukan yang Bersantai di Medan Tempur, Tiba-tiba Orangnya Tambah Saat Pulang
Mengutip artikel Kompas.com pada 24 November 2020, ada tiga latar belakang penaklukan Konstantinopel.
Baca juga: Kisah Perang: Garis Maginot, Benteng Keropos yang Dibanggakan Perancis
Dr Yoyo menerangkan, Konstantinopel memiliki benteng pertahanan yang sangat kuat sampai tiga lapis, sehingga saat itu hampir tidak mungkin ditembus.
Namun Mehmed II tidak kehilangan akal. Ia menyusun strategi untuk bisa membongkar pertahanan Konstantinopel. Berikut adalah empat caranya.
1. Mempersiapkan persenjataan yang sangat lengkap, utamanya meriam yang diperkirakan bisa merobek dinding-dinding pertahanan Konstantinopel
"Konon dia mengundang beberapa ahli beberapa pakar persenjataan, yang kemudian mampu menciptakan meriam, yang untuk waktu itu adalah meriam dengan ukuran terbesar yang ada pada zamannya," urai Yoyo.
Baca juga: Kisah Perang: Schwerer Gustav, Meriam Terbesar Sejagat Raya Milik Nazi
Sisa-sisa benteng Konstantinopel yang masih berdiri sampai sekarang.
Untuk menyiapkan armada di jalur laut yang dikuasai Romawi, Mehmed II menyelundupkannya lewat darat. Caranya dengan pembalakan hutan lalu perahu-perahu itu dibawanya lewat darat sampai tembus ke laut.
3. Tentara yang direkrut Muhammad Al Fatih dilatih sejak kecil
Yoyo bercerita, pasukan yang dia rekrut adalah tentara-tentara terlatih sejak kecil.
"Jadi ada kontrak dengan orangtua. Anak-anak itu dikumpulkan dari berbagai daerah, direkrut, kemudian orangtuanya diberi hak-hak sebagai imbalan karena anaknya menjadi tentara."
Baca juga: Kisah Perang Saudara Amerika yang Ditonton Warga Sambil Piknik Makan Sandwich
4. Diplomasi atau pendekatan dulu dengan negara-negara di sekitarnya
"Dia minta saat penyerangan itu kita berdamai, agar dia fokus hanya menyerang Konstantinopel, menyerang Romawi Timur, tidak yang lainnya. Jadi dia tidak terpecah konsentrasinya."
Penaklukan Konstantinopel dimulai 6 April 1453 dengan pasukan Utsmani yang berjumlah 150.000 tentara.
Setelah dikepung hampir 50 hari, Konstantinopel akhirnya takluk pada 29 Mei 1453.
Dampat terbesar dari penaklukan Konstantinopel adalah jalur internasional yang dimiliki Turki Utsmani semakin luas.
"Ketika dikuasainya jalur armada itu, maka secara internasional semakin memperluas jalur yang dimiliki daulah Turki Utsmani."
Capaian itu pun dikatakan sebagai The Great Achievement dalam sejarah Pemerintahan Islam.
Penaklukan Kontantinopel juga berarti akhir dari kekuasaan Romawi Timur dan akhir abad pertengahan Eropa, untuk kemudian masuk ke era modern.
Baca juga: Kisah Perang: Ketika Sekutu AS-Kanada Serang Pulau Kosong dan Saling Bunuh, 300 Tentara Tewas
Sumber: KOMPAS.com (Penulis: Gama Prabowo | Editor: Serafica Gischa)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.