KIGALI, KOMPAS.com - Sabin Nsanzimana tidak akan pernah lupa malam itu, pada 13 Maret 2020, saat kasus pertama Covid-19 terkonfirmasi di Rwanda, negara termiskin di dunia.
"Tim saya menghubungi untuk mengecek dan memastikan kasus pertama itu," katanya.
Sabin, dokter sekaligus epidemiolog ini adalah Dirjen Pusat Biomedis Rwanda, yang memimpin penanganan Covid-19 di Rwanda.
Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Ibu Kota India Kembali Lockdown
"Meskipun kami pernah mengetes wabah lain, seperti virus Ebola di laboratorium kami, virus corona ini berbeda karena kepanikan yang ditimbulkannya di seluruh dunia," kata Dr Sabin seperti yang dilansir dari ABC Indonesia pada Kamis (15/4/2021).
"Kami harus mengetes sampel tersebut sampai 3 kali hanya untuk benar-benar memastikan hasilnya."
Namun karena satu kasus itu, negara yang ada di Afika tengah ini memutuskan untuk lockdown.
Secara internasional, Rwanda termasuk di antara negara-negara Afrika, yang terkenal dengan kisah sukses dalam penanganan Covid-19.
Rwanda mencatat 314 kematian dalam penghitungan terakhir.
Pada Desember lalu, jumlahnya sebenarnya hanya sepertiga dari angka tersebut, tetapi musim liburan telah membuat angka kasus naik dengan cepat.
Bandingkan dengan lebih dari setengah juta kematian di Amerika Serikat, yang juga hampir semua aspek pandemi Covid-19 telah dipolitisasi, mulai dari pemakaian masker sampai penanganan lockdown.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.