Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiprah Laksamana Cheng Ho, Pimpin Armada Agung hingga Bawa Agenda Tersembunyi

Kompas.com - 18/04/2021, 16:56 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Bahan kayu pembuatan kapal didapatkan dari pohon sekitar Sungai Min. Setelah melakukan persiapan matang, Kaisar Yongle mengutus Laksamana Cheng Ho memimpin ekspedisi jalur laut.

Baca juga: [Cerita Dunia] John Evans Si Kepala Terkuat di Dunia, Bisa Angkat Mobil dan 96 Orang

“Sebagai commander in chief-nya diserahkan kepada Cheng Ho lewat sebuah Dekrit Kerajaan dengan wakil Laksamana Muda Heo Shien (Husain), sekretaris Haji Ma Huan dan Fei Shin (Faisal), juru bahasa Arab selain Ma Huan adalah Hassan, seorang imam pada bekas ibu kota Sin An (Changan),” tulis Sumanto.

Armada tersebut mencakup 62 kapal besar dengan 225 junk (kapal berukuran kecil) dan puluhan ribu orang.

Puluhan ribu orang yang ikut ekspedisi tersebut terdiri atas perwira, prajurit, politisi, juru tulis, pembuat peta, tabib, ahli astronomi, ahli bahasa, ahli geografi, dan ahli agama.

Baca juga: [Cerita Dunia] Tahun-tahun Menjelang Kematian Putri Diana

Ekspedisi

Pada 11 Juli 1405, Cheng Ho mulai memimpin pasukannya. Ibu kota dinasti Ming, Nanking, menjadi saksi awal berkumpulnya seluruh pasukan sang laksamana.

Pelayaran armada agung tersebut mulanya singgah di Kota Liuhe. Di tempat persinggahan itu, semua armada dipersiapkan secara maksimal dengan mengondisikan pasukan.

Perjalanan dilanjutkan dengan melewati muara Sungai Min menuju ke Champa (Vietnam masa kini), kemudian dilanjutkan ke Nusantara yang meliputi Jawa, Malaka, Aru, dan Samudra Pasai.

Ketika berada di Nusantara, Cheng Ho sempat mengunjungi Sumatra. Selain itu, armada Cheng Ho juga mengunjungi Majapahit yang ketika itu terjadi perang saudara antara Wikramawardana dan Bhre Wirabumi.

Kala itu, sekitar 170 pasukan rombongan Cheng Ho ikut terbunuh. Ketika mendatangi berbagai daerah di Indonesia, Cheng Ho dan pasukannya memberikan beberapa upeti kepada raja-raja sebagai penghormatan karena telah diperbolehkan melakukan kunjungan.

Baca juga: [Cerita Dunia] Kamagasaki, Kota Kumuh di Jepang yang Dihapus dari Peta

Daerah yang disinggahi armada Cheng Ho juga mendapatkan kemajuan dalam hal bercocok tanam, beternak, berdagang, seni ukir, dan seni lainnya sebagaimana dilansir Kompas.com.

Setelah meninggalkan Nusantara pada sesi pertama pelayarannya, Cheng Ho dan pasukannya berlayar menyeberangi Samudra Hindia.

Pada 1407, Laksamana Cheng Ho berniat kembali ke kampung halamannya setelah sebelumnya mengunjungi Malaka.

Di Malaka, Cheng Ho dan pasukannya mendapatkan serangan dari bajak laut Chen Zuyi di Palembang. Namun, kekuatan armada Cheng Ho bisa memberikan perlawanan terhadap aksi para perompak.

Sekitar 5.000 bajak laut tewas dan 10 kapal perompak dibakar, sedangkan tujuh kapal lainnya ditangkap.

Baca juga: [Cerita Dunia]: Bos dari Segala Bos, Miguel Angel Felix Gallardo, “Arsitek” Perang Narkoba

Chen Zuyi mendapatkan hukuman mati. Setelah berhasil memukul mundur perompak, mereka kembali ke Dinasti Ming pada 2 Oktober 1407.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com