Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Narsisis, Apa Buruknya?

Kompas.com - 17/04/2021, 22:26 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com - Seseorang yang sangat membanggakan dirinya, mungkin pernah kamu temui. Apalagi, di era modern kini, di mana budaya yang berkembang memupuk manusia lebih ekspresif.

Namun, narsisis tidak selalu mencerminkan tentang kepercayaan diri dan cinta diri. Lalu apa?

Tidak seperti Narcissus yang menatap dirinya sendiri sambil bercermin di kolam, banyak orang narsisis sebenarnya tidak mencintai diri sendiri, seperti yang dilansir dari BBC pada Sabtu (17/4/2021).

Baca juga: Bayi di Brasil Banyak yang Meninggal karena Covid-19, Apa yang Terjadi?

"Orang narsisis cenderung sangat menawan dan ramah, dan mereka dapat membuat kesan pertama yang sangat baik," kata Robin Edelstein, profesor psikologi di Universitas Michigan, AS.

"Tapi, mereka juga cenderung agak tidak menyenangkan, kurang empati dan manipulatif," imbuh Edelstein.

Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa perilaku ini berasal dari cinta diri yang intens, obsesi pada diri sendiri, dan pemusatan diri. Namun, penyebab dari munculnya sikap ini bisa sebaliknya.

"Individu narsistik sebenarnya benar-benar dilumpuhkan oleh rasa tidak aman dan malu, dan seluruh hidup mereka adalah upaya untuk mengatur citra mereka," kata Ramani Durvasula, seorang psikolog klinis berlisensi dan profesor di California State University, Los Angeles.

Baca juga: Perancis Imbau Semua Warganya Tinggalkan Pakistan, Ada Apa?

"Narsisme tidak pernah tentang cinta diri, hampir seluruhnya tentang membenci diri sendiri," imbuhnya.

Sudah lama diketahui bahwa ada 2 jenis narsisis, yaitu orang yang "rentan", yang memiliki harga diri rendah dan menginginkan penegasan, serta orang yang "muluk", yang memiliki rasa diri yang berlebihan.

Sebuah studi baru dari Universitas New York menunjukkan bahwa orang narsisis yang muluk mungkin sama sekali tidak dianggap sebagai narsisis, karena perilaku mereka dapat menyerupai psikopati, kondisi terkait di mana orang bertindak tanpa empati dengan cara melayani diri sendiri.

Baca juga: Apa Itu Globalisasi dan Dampaknya?

"Mereka sama sekali tidak merasa nyaman dengan diri mereka sendiri," kata Pascal Wallisch, profesor klinis di Universitas New York dan penulis senior studi tersebut.

"Makalah ini sama sekali tidak untuk menjelekkan narsisis, sebaliknya, kita perlu lebih banyak belas kasih," ucapnya.

Penelitian ini melibatkan hampir 300 mahasiswa sarjana, yang menjawab kuesioner yang mengukur ciri-ciri kepribadian.

Baca juga: Seperti Apa Kehidupan di Negara Paling Bahagia Sedunia? WNI di Finlandia Bercerita...

Seperti merasa tidak aman atau tidak empati, dengan pernyataan misalnya, "Saya cenderung kurang penyesalan" atau "Yang penting saya terlihat di acara-acara penting".

Mereka menemukan bahwa tidak seperti orang narsisis yang muluk-muluk, narsisis yang rentan adalah kelompok yang paling menunjukkan rasa tidak aman dan sifat terkait lainnya.

Orang narsisis yang rentan memiliki kebutuhan konstan akan perhatian dan obsesi terhadap diri sendiri, yang datang dari rasa tidak aman yang mereka coba tutupi, seperti sensitif terhadap tanggapan orang lain yang membuat mereka terlihat buruk.

Baca juga: Apa Itu Nation of Islam?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Internasional
Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Internasional
Persenjataan Hamas Semakin Banyak yang Justru Bersumber dari Israel

Persenjataan Hamas Semakin Banyak yang Justru Bersumber dari Israel

Internasional
Dari Mana Hamas Memperoleh Senjata?

Dari Mana Hamas Memperoleh Senjata?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com