Dengan melakukan itu, dia memenangkan kemenangan penting yang menggagalkan upaya Inggris untuk menaklukkan Perancis.
Setelah kemenangan di Orleans, perempuan berdaya itu meyakinkan Dauphin untuk menobatkan dirinya sebagai raja Perancis, yang dengan enggan dia lakukan.
Dia kemudian dikirim dalam berbagai ekspedisi militer, dan salah satunya pada 1430, dia terlempar dari kudanya dan ditangkap oleh orang Burgundi.
Para penculiknya menahannya selama beberapa bulan, saat bernegosiasi dengan Inggris, yang sangat ingin mendapatkan wanita yang telah menyebabkan begitu banyak masalah bagi mereka.
Akhirnya, Joan dijual ke Inggris, dan meskipun dia telah menyelamatkan negaranya, dia ditinggalkan oleh rekan senegaranya untuk mengurus dirinya sendiri.
Inggris dan sejumlah pejabat Perancis menuduhnya melakukan sihir. Ia dikunci di sel yang gelap dan kotor untuk menunggu persidangannya.
Dia dengan tegas menolak untuk mengaku melakukan kesalahan, dan para penuduhnya tidak dapat membuktikan bid'ah atau sihir.
Dengan frustrasi, mereka mengalihkan perhatian ke cara dia mengenakan pakaian pria di medan pertempuran.
Mengklaim bahwa berpakaiannya melanggar perintah alkitab, sehingga mereka menghukumnya. Pada 30 Mei 1431, dia dibawa dengan kereta ke tempat eksekusi di Rouen.
Dua dekade setelah kematiannya, Paus baru, memeriksa kembali persidangan Joan of Arc. Pengadilan baru menyanggah semua dakwaan terhadapnya, membebaskannya secara anumerta dan menjadikannya sebagai pejuang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.