Perempuan berdaya ini menutupi wajahnya dan menyerbu sendirian sampai bala bantuan tiba.
Pada saat Khawla bersimbah darah setelah melawan tentara Bizantium, dia diminta mundur ke belakang oleh komandan pasukan, Khalid ibn al-Walid, yang tidak mengetahui bahwa Khawla adalah perempuan.
Namun sesaat kemudian, Khawla kembali dipercaya menjadi komando barisan untuk mengejar pasukan Bizantium yang melarikan diri.
Sampai hari ini, ia dikenang sebagai salah satu perempuan berdaya terhebat dalam sejarah Islam.
Baca juga: Perempuan Berdaya: Hak Pilih Pertama bagi Wanita dalam Pemilihan Umum, Kapan dan di Manakah Itu?
Sichelgaita dari Salerno, dalam sejarahnya diriwayatkan hidup pada 1040-1090. Ia adalah seorang putri pejuang Lombard dan Duchess keturunan Apulia di Italia selatan.
Sejak usia dini, perempuan berdaya ini menunjukkan minat untuk mempelajari ilmu pedang dan menunggang kuda.
Setelah ayahnya, Duche of Salerno dibunuh dalam kudeta istana, dia membantu saudara laki-lakinya untuk mendapatkan kembali takhta.
Eksploitasi terbesar Sichelgaita terjadi selama Pertempuran Durazo di pantai Albania, pada Oktober 1081.
Sichelgaita memimpin pasukan, menghadapi Bizantium yang kuat dan memberikan perlawanan sengit.
Sichelgaita bertekad untuk menekan serangan dan menahan Bizantium tetap di tempatnya sampai suaminya, Robert Guiscard tiba dengan bala bantuan, tetapi anak buahnya kalang kabut, dan beberapa melarikan diri.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.