Situasinya bahkan lebih buruk lagi di daerah pedesaan. “Orang miskin di kota bisa keluar di jalan dan meminta makanan, orang miskin di pedesaan tidak bisa,” kata Maluf.
Ana mengumpulkan dan menjual barang-barang yang dapat didaur ulang 3 kali seminggu, jika beruntung dia dapat menghasilkan 3,5 dollar AS sehari (Rp 51.190).
Baca juga: Brasil Catat Lebih dari 4.000 Kematian dalam 24 Jam untuk Pertama Kalinya
Sementara itu, beras seberat 5 kg yang saat ini ia makan untuk dirinya dan suaminya adalah sumbangan dari gereja Katolik setempat, yang harganya 4,4 dollar AS (Rp 64.353) di supermarket setempat.
Harga pangan pokok telah meroket selama pandemi Covid-19, yang berdampak tidak proporsional pada warga yang lebih miskin.
Menurut Institut Geografi dan Statistik Brasil, dalam satu tahun, harga satu kilogram beras melonjak hampir 70 persen.
Lalu, kacang hitam, kentang, daging merah, susu, dan minyak kedelai naik 51, 47, 30, 20 dan 87 persen.
Harga botol gas untuk memasak yang biasa digunakan di Brasil naik 20 persen dalam satu tahun terakhir, menurut lembaga itu juga.
Edilson Lino Bastos, wakil presiden Keralux Institute, asosiasi lingkungan miskin setempat, mengatakan dia dibanjiri permintaan bantuan makanan.
“Permintaan selalu meningkat dan tidak pernah cukup,” katanya.
Bastos mengatakan kepada Al Jazeera bahwa asosiasi tersebut menerima 1.000 paket makanan dari salah satu perusahaan asuransi terbesar Brasil pada awal pandemi Covid-19. Sekarang, sumbangan itu sudah tidak ada.
“Orang Brasil yang lebih miskin mengandalkan solidaritas serta bantuan dari teman dan keluarga,” kata Marcelo Neri, ekonom di Getulio Vargas Foundation Brasil.
“Masalahnya sekarang orang lelah...Sumber daya hampir habis,”
Alexandre Padilha, seorang anggota kongres dari Partai Buruh sayap kiri dan mantan menteri kesehatan, mengatakan meningkatnya krisis kelaparan dan kerawanan pangan akan berperangaruh pada kerentanan orang terinfeksi Covid-19.
Orang yang kekurangan makanan membuat sistem kekebalan mereka melemah, kata Padilha.
"Ini kombinasi tragis yang memperkuat tragedi kemanusiaan terburuk dalam sejarah Brasil," katanya kepada Al Jazeera.
“Ini membahayakan generasi masa depan untuk negara kita," tegasnya.
Baca juga: Brasil Catat Kasus Kematian Harian Covid-19 Tertinggi di Dunia, Berpotensi Makin Parah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.