Ramos bekerja di bidang hukum di provinsi asalnya dan di Manila.
Ia diakui sebagai pelopor di bidang hukum di Pangasinan dan memiliki reputasi membela orang miskin dan tertindas.
Pada 1934, ia terpilih sebagai wakil dari distrik kelima Pangasinan ke Badan Legislatif Filipina ke-10, dan terpilih kembali pada 1941.
Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Ruth Handler, Pencipta Boneka Barbie yang Terinspirasi dari Putrinya
Selama hari-hari gelap pendudukan Jepang di Filipina, dia memilih untuk mempertaruhkan nyawanya dengan bergabung dengan pejuang perlawanan Filipina, dari pada bekerja sama dengan musuh.
Menurut catatan sejarah, pada 1946, setelah Filipina merdeka, Ramos dipanggil Presiden yang menjabat saat itu, Manuel Roxas bersama dengan Duta Besar Joaquin Elizalde.
Ramos dan Elizalde diberi mandat untuk mendirikan dinas luar negeri negara dan mengatur Kedutaan Besar Filipina yang pertama di Washington DC.
Dimulailah karir tokoh dunia tersebut yang panjang dan terhormat dalam urusan luar negeri.
Dia mempersiapkan gelombang pertama konsul Filipina di Amerika.
Saat menjalankan tugasnya sebagai penasihat menteri di Washington, Ramos juga membantu dalam pembentukan kerangka dasar peraturan dinas luar negeri Filipina.
Di antara berbagai prestasinya dalam tugas negara, ia mempelopori pengiriman beberapa delegasi Filipina ke negara-negara sosialis dan Amerika Latin.
Ramos menjabat sebagai Duta Besar Filipina untuk Argentina dari 1949 hingga 1952.
Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Sargon Agung dari Akkadia, Raja Pertama Peradaban Dunia
Dari 1952 hingga 1956, selama masa-masa awal Gerakan Non-Blok, dia adalah utusan Filipina untuk India, setelah mendirikan misi Filipina pertama di New Delhi.
Pada 1965, ia diangkat sebagai Menteri Luar Negeri oleh Presiden Ferdinand Marcos.
Dia menjabat dalam kapasitas itu hingga 1968 dan selama periode inilah dia mencapai tonggak sejarah bagi negaranya, salah satunya adalah sebagai pendiri Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Dia menerima penghargaan Legion of Honor dan Medali Perunggu Keberanian untuk jasanya dalam Perang Dunia II.
Sebagai pengakuan atas prestasinya dalam dinas luar negeri, ia dianugerahi Order of Sikatuna dengan Pangkat Datu.
Pada September 1966, Ramos berusaha mengembalikan hubungan baik Filipina-Amerika melalui tanda tangan perjanjian Ramos-Rusk dan membentuk kembali Dewan Asia-Pasifik (Aspac).
Setelah itu, pada 1968, menurut catatan sejarah, ia meninggalkan tugas dinas pemerintahan.
Pada 3 Februari 1986, tokoh dunia itu meninggal di usia 86 tahun, setelah sakit berkepanjangan, seperti yang dilansir dari New York Times.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.