Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misogini, Istilah yang Muncul pada Abad Ke-17

Kompas.com - 09/04/2021, 08:35 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Kasus kekerasan terhadap perempuan hingga mengakibatkan kematian banyak bermunculan secara global dan dikaitkan dengan misogini.

Salah satu contoh kasus Sarah Everard, mahasiswa yang ditemukan meninggal di hutan, 90 kilometer dari terakhir kali ia terlihat di Clapham, kemudian dilaporkan menghilang lebih dari sepekan.

Kasus kematian Everard dari Brixton yang tersangkanya adalah seorang polisi memicu gelombang protes besar di London tentang misogini. Banyak perempuan mengungkapkan pengalaman mereka diintimidasi atau dilecehkan.

Baca juga: Perempuan Berdaya: Mary Phelps Jacob, Penemu Bra Pertama Pengganti Korset

Apa itu misogini?

Misogini adalah bentuk kebencian terhadap wanita. Istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan tindakan kekerasan terhadap perempuan secara ekstrem.

Kasus sejumlah jurnalis wanita di Afghanistan yang ditembak mati saat pulang dari kantor oleh milisi ekstrem adalah contoh lainnya dari bentuk misogini yang saat ini masih eksis.

Kelompok tersebut beranggapan bahwa wanita seharusnya cukup berada di rumah, tidak bekerja di luar.

Kate Manne, penulis buku Down Girl: The Logic of Misogyny menguraikan misogini sebagai tindakan untuk memperkuat dominasi laki-laki melalui referensi kekerasan, seperti yang dikutip dari Very Well Mind.

Sehingga, para wanita yang tidak sesuai dengan hierarki gender masyarakat akan berada dalam bahaya.

Manne membedakan misogini dengan seksisme, bahwa seksisme dianggap sebagai cabang ideologi patriarki yang membenarkan dan merasionalisasi tatanan sosial patriarkal.

Sementara, misogini adalah sistem yang mengatur dan menegakkan norma dan ekspektasi yang mengaturnya.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Cerita WNI di Negara Paling Bahagia Sedunia | Profil Kapten Kapal Perempuan yang Disalahkan dalam Insiden Terusan Suez

Sejarah misogini

Istilah misogini muncul pada abad ke-17 saat menanggapi sebuah pamflet anti-wanita yang ditulis oleh Joseph Swetnam, seperti dilansir New York Post.

Swetnam mengeluarkan tulisan menuduh wanita berjudul "Tuduhan itu kotor, pemalas, tidak taat, dan tidak konsisten", pada 1615.

Tulisannya muncul di tengah kecemasan dan perdebatan modern awal tentang posisi wanita dalam masyarakat.

Tulisannya mengandung lelucon seksis, yang ditujukan untuk "sekelompok pria muda yang pusing".

Misogini sedikit digunakan selama beberapa abad berikutnya, tetapi popularitasnya meroket pada pertengahan 1970-an.

Baca juga: Profil Marwa Elselehdar, Kapten Kapal Perempuan Pertama Mesir yang Disalahkan dalam Insiden Terusan Suez

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com