Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

28 Negara Berbentuk Kerajaan yang Masih Eksis di Dunia, Apa Sajakah Itu?

Kompas.com - 08/04/2021, 22:50 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber POP SUGAR

KOMPAS.com - Pada era modern ini tidak semua raja kehilangan kekuasaannya, sebagian kerajaan masih mengendalikan pemerintahan.

Setidaknya ada 28 negara yang masih mempertahankan sistem monarki dalam pemerintahannya, tidak hanya Inggris yang umum diketahui. Berikut daftarnya yang dilansir dari Pop Sugar:

Baca juga: Drama Kerajaan Jordania, Sang Raja Akhirnya Buka Suara

1. Kerajaan Inggris

Di Inggris, seperti diketahui masih memiliki ratu yang aktif muncul di publik untuk urusan kenegaraan.

Ratu Elizabeth II telah memerintah Inggris sejak 1952 dan menjadi penguasa terlama dalam sejarah Inggris.

Ada 4 negara di bawah kekuasaan , yaitu Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara.

Karena merupakan monarki konstitusional, ada perdana menteri yang memerintah selain ratu dan kemampuan untuk membuat undang-undang serta mengesahkannya masih berada di Parlemen yang terpilih.

2. Kerajaan Arab Saudi

Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud adalah kepala negara Arab Saudi hingga saat ini.

Berbeda dengan Inggris, Arab Saudi memiliki sistem pemerintahan monarki absolut, sehingga keberadaan perdana menteri disebut juga hanya simbolis. Kuasa penuh ada pada raja.

Salman menjadi raja sejak 2013 pada usia 79 tahun, setelah saudara tirinya, Raja Abdullah, meninggal dunia pada usia 90 tahun.

Menurut The Washington Post, meski Arab Saudi dijalankan oleh raja turun-temurun, semua raja yang menjabat dipilih oleh komite pangeran Saudi berdasarkan dekrit 2006.

3. Kerajaan Kuwait

Nawaf al-Sabah adalah emir yang menjabat saat ini, sejak 29 September 2020, setelah Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah meninggal pada tanggal yang sama di usia 91 tahun.

Sabah menjadi perdana menteri pada 2003 dan pada 2006 dia menjadi emir atau raja.

Nawaf al-Sabah dilantik sebagai emir ke-16 pada usia ke-83 tahun. Ia adalah adik tiri dari Sabah.

4. Kerajaan Liechtenstein

Pangeran Hans-Adam II, putra tertua dari Pangeran Franze Josef II dan Putri Gina, mewarisi takhta kerajaan Liechtenstein.

Ia menjabat sebagai penguasa ke-15, setelah ayahnya meninggal pada 1989. Namun, ia adalah pangeran pertama Liechtenstein yang benar-benar dibesarkan di Liechtenstein, seperti yang disebut dalam situ keluarga kerajaan.

Pangeran Hans-Adam II menikah dengan Countess Marie Kinsky von Wchinitz und Tettau. Pasangan itu memiliki 4 anak, 3 putra dan 1 putri.

Baca juga: Kerajaan Jordania Retak, Pangeran Hamzah Dituduh Kacaukan Negara

5. Kerajaan Qatar

Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani menjadi emir Qatar sejak 2013, setelah ayahnya turun takhta.

Ayahnya, Hamad bin Khalifa Al Thani, memerintah Qatar selama 18 tahun, dan Tamim baru berusia 33 tahun ketika dia mengambil alih.

Keluarga Al Thani adalah bagian dari dinasti penguasa di Qatar, yang telah memerintah sejak 1825.

Banyak anggota keluarga lainnya yang memegang jabatan penting di pemerintahan negara, membuat peran Tamim sebagai emir lebih mudah.

6. Kerajaan Uni Emirat Arab (UEA)

Uni Emirat Arab terdiri dari 7 negara bagian, yaitu Abu Dhabi, Ajman, Dubai, Fujairah, Ras al-Khaimah, Sharjah, dan Umm al-Qaiwain.

Masing-masing negara bagian dipimpin oleh seorang raja turun-temurun, yang dikenal sebagai emir.

Mereka memiliki presiden federasi. Presiden UEA saat ini adalah Khalifa bin Zayed al-Nahyan, yang mengambil alih pada tahun 2004 setelah ayahnya meninggal pada 2 November 2004.

Zayed memiliki 8 anak, yang berarti takhtanya akan tetap langgeng dalam lingkaran keluarga selama bertahun-tahun ke depan.

7. Kerajaan Belanda

Willem-Alexander sebagai raja Belanda sejak 2013, menggantikan ibunya, Ratu Beatrix, sebagai raja Belanda.

Belanda memiliki parlemen bikameral, dia tidak memerintah secara langsung, tetapi dia memiliki kekuasaan sebagai presiden Dewan Negara.

Raja Willem-Alexander menikah dengan Ratu Máxima, dan bersama-sama mereka memiliki tiga anak, Putri Catharina-Amalia, Putri Alexia, dan Putri Ariane.

Menurut Dutch News, raja menjalankan pemerintahan monarki yang mahal, pajak sekitar 40 juta euro setahun, tidak termasuk keamanan. Sehingga, menjadikan monarki Belanda salah satu yang termahal di Eropa.

8. Kerajaan Swaziland

Mswati III naik takhta sebagai raja pada 1983 di usia ke-18 tahun, setelah ayahnya meninggal.

Raja Swaziland kini berusia 52 tahun dan dikenal memiliki banyak istri, yang kini berjumlah ke-15 dengan total 23 anak.

Raja dilaporkan telah menceraikan tiga istri selama masa jabatannya, tapi ia telah mencoba melarang perceraian di Afrika, dengan keputusan kerajaan, yang masuk akal berdasarkan banyaknya istri dan keterbukaannya terhadap poligami.

9. Kerajaan Brunei

Hassanal Bolkiah adalah sultan Brunei dan mengambil alih kepemimpinan negara itu sejak 1967. Ia menjadi raja dan kepala pemerintahan sejak saat itu.

Pada tahun 2016, Hassanal Bolkiah dianggap sebagai raja terkaya di dunia dengan ia memiliki banyak koleksi mobil mahal.

Menurut publikasi, Yang Mulia mendapatkan hampir 100 dollar AS per detik dari pendapatan minyak dan investasi lainnya. Kira-kira 2 miliar dollar AS per tahun, dengan total kekayaan bersih sekitar 20 miliar dollar AS.

10. Kerajaan Swedia

Carl XVI Gustaf naik takhta pada 1973 ketika ia baru berusia 27 tahun.

Pemerintahannya sempat mendapatkan sorotan tajam ketika sebuah buku dirilis berjudul The Relucatant Monarch, yang mengklaim raja berselingkuh dengan penyanyi Swedia-Nigeria.

Ia juga dikabarkan mengambil bagian dalam nightclub hot-tub pada 1990-an.

Meski skandal itu cukup panas, Carl XVI Gustaf masih menjadi kepala Swedia dan tidak bercerai dengan Ratu Silvia, yang ia nikahi sejak 1976.

Halaman:
Sumber POP SUGAR
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com