Raja yang ditolak mengunci Penta ke dalam peti dan melemparkannya ke laut, tapi dia diselamatkan oleh raja lain, yang menjadikannya ratu.
Saat suami barunya pergi ke laut, Penta mengandung, tetapi pelayannya yang iri memberitahu raja bahwa istrinya malah melahirkan anak anjing.
Akhirnya, raja kembali ke rumah, menemukan bahwa dia memiliki seorang putra dan bukan hewan peliharaan.
Kemudian, memerintahkan pelayan itu untuk dibakar di tiang pancang.
Sayangnya, tidak ada ibu peri yang muncul di akhir dongeng untuk mengembalikan tangan Penta, jadi ungkapan "dan mereka semua hidup bahagia selamanya" agaknya tidak berlaku.
Baca juga: [Cerita Dunia] Sejarah Patung Liberty, Awalnya Dipasang di Terusan Suez
Dongeng "Cinderella" versi yang diterbitkan oleh Brothers Grimm.
Sebagian besar cerita dalam "Aschenputtel" menceritakan tentang kekejaman. Tidak tentang pohon ajaib dan nenek peri yang baik hati.
Dalam cerita menggambarkan, salah satu saudara tiri jahat sengaja memotong jari kakinya, mencoba agar sesuai dengan sepatu yang dicari pemiliknya oleh seorang pangeran.
Sedangkan, saudara tiri jahat lainnya memotong tumitnya sendiri.
Entah bagaimana, sang pangeran memperhatikan semua darah itu, lalu dengan lembut memasang sepatu itu pada Aschenputtel dan menjadikannya istri.
Pada upacara pernikahan, sepasang merpati menukik dan mematuk mata kedua saudara tiri yang jahat itu, membuat mereka buta, lumpuh, dan mungkin sangat malu pada diri mereka sendiri.
Baca juga: Cerita Korban Selamat Kecelakaan Kereta Taiwan, Dilindungi Suami yang Tewas
Bercerita tentang wanita yang begitu kejam dan sesat.
Ibu tiri membenci putra tirinya, membujuknya ke sebuah ruangan kosong dengan sebuah apel, dan memenggal kepalanya.
Kemudian, ia mengembalikan kepala putra tirinya yang terpenggal bersama tubuhnya, seolah-olah normal.
Ia lalu memanggil putri biologisnya, dan menyuruhnya meminta apel yang dipegang kakaknya.
Putranya tidak menjawab, jadi ibu menyuruh anak perempuan itu untuk meninju telinganya. Hal itu menyebabkan kepala anak laki-laki itu terjatuh.
Seketika, putrinya histeris. Sementara, ibu itu memotong dan memasukan jasad putra tirinya ke dalam rebusan, dan menyajikannya kepada suaminya untuk makan malam.
Pohon juniper di halaman belakang rumah mereka, tiba-tiba menerbangkan seekor burung ajaib yang segera menjatuhkan batu besar ke kepala ibu tiri dan membunuhnya.
Burung itu kemudian berubah menjadi anak tiri yang tewas. Akhirnya, anak laki-laki itu dapat hidup bahagia bersama ayahnya.
Baca juga: [Cerita Dunia] Sejarah Kartel Sinaloa, dari Penyelundup Jadi Organisasi Kriminal yang Kejam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.