Secara keseluruhan, menjadi jelas disimpulkan bahwa Zarqawi kemungkinan besar dipengaruhi oleh Anbari, bukan sebaliknya, dalam membangun kelompok teroris ISIS.
Baca juga: 4 Kelompok Teroris yang Paling Mematikan di Dunia, dari ISIS hingga Boko Haram
Menurut catatan sejarah, sepanjang keberadaannya, ISIS telah disebut dengan beberapa nama, antara lain:
ISIL, akronim dari singkatan "Negara Islam Irak dan Levant."
Levant adalah wilayah geografis yang luas yang mencakup Suriah, Lebanon, Palestina, Israel, dan Yordania.
Beberapa ahli percaya label ISIL lebih akurat menggambarkan tujuan kelompok militan.
IS, akronim dari "Negara Islam". Pada 2014, kelompok militan tersebut mengumumkan bahwa mereka secara resmi menyebut diri mereka IS, karena tujuan mereka untuk mencapai sebuah negara Islam.
Daesh, akronim bahasa Arab ini untuk "al-Dawla al-Islamiya fi al-Irak wa al-Sham," yang diterjemahkan menjadi "Negara Islam Irak dan Suriah".
Banyak pemerintah Timur Tengah dan Eropa telah menggunakan nama Daesh untuk menyebutkan kelompok militan ini.
Meski, ada perbedaan nama, semuanya mengacu pada organisasi yang sama, yaitu ISIS, kelompok teroris militan yang paling berbahaya, yang telah menguasai sebagian besar wilayah Timur Tengah.
Terkenal karena kebrutalan dan serangan pembunuhan terhadap warga sipil. Mereka telah mengklaim bertanggung jawab atas ratusan serangan teroris di seluruh dunia.
Selain itu, mereka telah menghancurkan monumen yang sangat bernilai, kuil kuno dan bangunan lain, serta karya seni dari zaman kuno.
Baca juga: Kotanya Direbut ISIS, Semua Warga Palma di Mozambik Kabur
Melansir History pada 2019, ISIS telah disebut sebagai organisasi teroris terkaya di dunia.
Meskipun perkiraannya bervariasi, kelompok tersebut dikatakan telah menghasilkan 2 miliar dollar AS (Rp 29 triliun) pada 2014 saja.
Sebagian besar uang ISIS berasal dari penguasaan bank, kilang minyak, dan aset lain di wilayah yang didudukinya.
Kelompok itu juga menggunakan uang tebusan penculikan, pajak, pemerasan, artefak curian, sumbangan, penjarahan, dan dukungan dari pasukan milisi asing untuk mengisi pundi-pundi mereka.
Namun, sebuah laporan yang dirilis pada 2017 oleh British International Center for the Study of Radicalization (ICSR) mengungkapkan bahwa pendapatan keuangan ISIS sempat turun drastis dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: ISIS Akui Jadi Dalang Serangan Kota di Mozambik yang Dipenuhi Mayat Tanpa Kepala
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.