Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sejarah Pembentukan Badan Intelijen Pusat AS (CIA)

Kompas.com - 04/04/2021, 19:46 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) telah menjalankan kegiatan intelijen asing sejak masa pemerintahan George Washington, tetapi hanya sejak Perang Dunia II kegiatan-kegiatan itu dikoordinasikan di seluruh pemerintahan.

Sebelum serangan pengeboman Pearl Harbor pada 1941, Presiden Franklin D Roosevelt telah mengkhawatirkan adanya kekurangan intelijen di Amerika.

Roosevelt meminta pengacara New York William J. Donovan untuk menyusun rencana badan intelijen, seperti yang dilansir dari situs Federasi Ilmuwan Amerika (FAS).

Baca juga: Mantan Kepala CIA Desak Biden Tak Tutup Mata dan Hukum Keras Putra Mahkota Arab Saudi

Kantor Pelayanan Strategis (OSS)

OSS didirikan pada Juni 1942. OSS adalah cikal bakal CIA saat ini, seperti yang dilansir dari History.

Roosevelt menunjuk Donovan untuk mengepalai badan yang masih muda saat itu.

Mandat asli OSS adalah mengumpulkan dan menganalisis "informasi strategis" untuk digunakan dalam perang.

Baca juga: Calon Direktur CIA Sebut Kunci Keamanan Nasional AS adalah Perlawanan terhadap China

Undang-Undang Keamanan Nasional

Dengan OSS, Donovan yang dikenal dengan julukan “Wild Bill”, mampu mengirim penyabot di belakang garis musuh untuk membahayakan instalasi militer, menyebarkan disinformasi untuk menyesatkan pasukan Jepang dan Jerman, serta berupaya merekrut pejuang perlawanan.

Badan tersebut memiliki sekitar 12.000 staf di Washington DC dan di tempat lain, termasuk, misalnya, 500 atau lebih agen lapangan yang bekerja di Perancis yang diduduki Jerman.

Pada akhir Perang Dunia II, Presiden Harry S Truman yang menjabat setelah kematian Roosevelt, tidak melihat perlunya OSS dan menghapusnya.

Dalam satu tahun setelah keputusan itu, dan setelah dimulainya Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, Truman berubah pikiran.

Dengan banyaknya mantan pemimpin OSS yang masih ada di Washington, ia pertama kali mendirikan Kelompok Intelijen Pusat dan Badan Intelijen Nasional pada 1946.

Kemudian, pada 1947, Kongres mengesahkan Undang-Undang Keamanan Nasional, yang mengarah pada pembentukan Dewan Keamanan Nasional dan CIA seperti yang dikenal saat ini.

Baca juga: Agen Intelijen AS Dikabarkan Tewas di Somalia, CIA Bungkam

Direktur dan fungsi CIA

Sejak didirikan pada 1947 hingga 2005, CIA dijalankan oleh Direktur Intelijen Pusat (DCI). 

Tugas utama CIA adalah mengumpulkan informasi intelijen dan keamanan internasional dari negara asing. Jabatan ini umumnya diisi oleh para pemimpin dari berbagai bidang, termasuk militer, politik, atau bisnis. 

Sejumlah orang terkenal memegang jabatan ini, termasuk yang pertama, Roscoe H. Hillenkoetter dan mantan Presiden George HW Bush, yang menjabat selama dua tahun pada 1976-77.

George Tenet adalah DCI dari 1996 hingga 2004, serta beberapa menahannya, dan badan di bawah kepemimpinannya, yang bertanggung jawab atas kegagalan intelijen menjelang serangan teroris 11 September 2001.

Pada 2004, Kongres mengeluarkan Undang-Undang Reformasi Intelijen dan Pencegahan Terorisme, yang merombak struktur kepemimpinan badan intelijen dan menempatkan semuanya di bawah naungan posisi Direktur Intelijen Nasional yang baru dibentuk, termasuk Departemen Keamanan Dalam Negeri dan CIA.

Alhasil, CIA sekarang dipimpin oleh Direktur CIA.

Baca juga: Mantan Direktur CIA: AS dalam Bahaya, jika Trump Terpilih Jadi Presiden Lagi

Jabatan Direktur CIA telah dipegang oleh sejumlah tokoh penting, termasuk mantan Anggota Kongres Demokrat Leon Panetta, yang merupakan Direktur CIA pertama Presiden Barack Obama.

Panetta bertanggung jawab ketika teknik "interogasi keras" badan tersebut, yang digunakan setelah serangan 9/11, diungkap ke publik.

Direktur CIA saat ini adalah William Burns, yang dilantik oleh Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris pada 23 Maret 2021 di Gedung Putih, Washington.

Burns adalah mantan diplomat karir selama 33 tahun dan Wakil Menteri Luar Negeri yang pensiun pada 2014.

Ia yang fasih berbahasa Rusia, Arab, dan Perancis, sebelumnya pernah menjadi Duta Besar AS untuk Rusia dan Jordania.

Baca juga: Keponakan Kim Jong Un yang Kaya Menghilang Setelah Bertemu CIA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com