Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Ethiopia yang Jadi Simbol Kemiskinan oleh Dunia Barat

Kompas.com - 04/04/2021, 16:36 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Life Water

KOMPAS.com - Ethiopia, negara tertua di Afrika yang didirikan pada 980 SM, dengan jumlah penduduk terbesar di benua hitam itu.

Dengan 105 juta orang pada 2017 dan diperkirakan 109 juta pada 2019, Ethiopia sering dipandang sebagai simbol kemiskinan oleh dunia Barat.

Berikut beberapa beberapa fakta tentang tingkat kesejahteraan Ethiopia, yang dilansir dari Life Water:

Baca juga: 500 Lebih Kasus Kekerasan Seksual di Ethiopia, Beberapa di Antaranya Dipaksa Perkosa Keluarga Sendiri

1. Sepertiga penduduknya tanpa air bersih

Program Pemantauan Bersama (JMP), database global untuk semua hal tentang akses air, sanitasi, dan kebersihan (WASH) dan sumber utama data WASH, melaporkan bahwa puluhan juta orang di Ethiopia masih mengandalkan air minum yang terkontaminasi.

Secara total, 31,1 persen atau sepertiga penduduk pada 2019, mengandalkan air tak layak untuk kebutuhan sehari-hari mereka.

Dari 31 persen itu, 8,6 persen penduduknya mengambil air minum dari sungai, danau, telaga, dan sumber lain yang dianggap JMP sebagai "air permukaan".

Sisanya, 22,5 persen meminum air yang tidak aman dari sumur gali tangan dan mata air alami.

Negara Ethiopia sedang mengalami krisis air, dan semua orang mulai dari pemerintah nasional hingga badan amal kecil dan komunitas bekerja untuk menyelesaikannya.

Disebutkan kondisi Ethiopia saat ini telah lebih baik dalam akses air.

Dibanding pada 2000, 75 persen penduduk mengandalkan air minum yang tidak aman.

Persentase itu telah berkurang setengahnya hanya dalam waktu 15 tahun dan terus menurun.

Saat ini, lebih banyak orang Etiopia yang minum air bersih dari pada sebelumnya.

Baca juga: Digeruduk Militer, Warga Kota Miskin Myanmar Kabur Naik Pikap dan Truk

2. Hampir seperempat tanpa toilet

JMP melaporkan bahwa 22,35 persen orang melakukan apa yang disebut “buang air besar sembarangan” (OD), yaitu menjadikan ladang, hutan, atau area di sepanjang pedesaan sebagai kamar mandi terbuka.

Dalam komunitas ini, kotoran manusia dicuci oleh hujan ke sungai, mata air, kolam, dan rawa, tempat di mana banyak orang mengumpulkan air minum mereka.

Keluarga yang meminum air yang terkontaminasi ini mengalami penyakit yang ditularkan melalui air dan membayar biaya mahal untuk perawatan di klinik dan rumah sakit setempat.

Halaman:
Sumber Life Water
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com