Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tradisi Perayaan Jumat Agung di Seluruh Dunia

Kompas.com - 02/04/2021, 08:29 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Momen Jumat Agung (Good Friday) yang tahun ini jatuh pada 2 April diperingati sebagai momen Yesus Kristus disalib.

Peringatan itu tercantum dalam Pekan Suci, yang dimulai dari Minggu Palma dan berakhir pada Minggu Paskah.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut merupakan lima tradisi peringatan Jumat Agung di sejumlah tempat di dunia.

Baca juga: Kenapa Jumat Agung disebut Good Friday, Ini Penjelasannya

1. Roma

Di ibu kota Italia ini, perayaan Good Friday disebut sebagai Venerdi Santo, yang berarti Jumat Suci.

Banyak orang Italia memperingati momen penyaliban Yesus Kristus ini untuk berpuasa, atau hanya mengonsumsi ikan.

Sebagai bentuk kedukaan atas kematian Yesus, banyak patung maupun salib di sana ditutup memakai jubah hitam atau ungu.

Kemudian saat momen puncaknya, sebelum wabah Covid-19, umat Katolik bakal melakukan Jalan Salib yang dipimpin Paus Fransiskus.

Massa akan datang di 14 titik, melambangkan penderitaan Yesus Kristus sebelum disalib, dimulai dari Colosseum dan berakhir di Bukit Palatine.

Baca juga: Di Tengah Lockdown Virus Corona, Paus Fransiskus Pimpin Misa Jumat Agung

2. Yerusalem

Kota suci yang kini diklaim ibu kota Israel itu merupakan lokasi asal Yesus dihukum mati, menurut Alkitab.

Karena itu seperti diberitakan CNN pada April 2019, Jumat Agung di sana menjadi momen yang begitu sakral.

Para peziarah bakal memanggul salib mereka masing-masing, dan berhenti di lokasi tempat Yesus disuruh membawa salib-Nya.

Prosesi itu akan berhenti di Bukit Golgota, dikenal juga sebagai Bukit Tengkorak, tempat Yesus mati.

Setelah prosesi Jalan Salib tersebut, umat akan mengikuti tradisi malam ketika Yesus akhirnya dikuburkan.

Baca juga: Pengamanan Ketat di Gereja Jakarta, Ini Imbauan Polisi Saat Jumat Agung dan Paskah

3. Bermuda

Di wilayah yang masih masuk ke dalam Persemakmuran Inggris tersebut, masyarakat menerbangkan layangan saat Jumat Agung.

Dikatakan menurut Time, seorang guru menemukan ide untuk menggambarkan bagaimana Yesus terangkat ke surga.

Karena itu setiap Good Friday, layangan berbagai bentuk dan warna menghiasi langit Bermuda.

4. Meksiko

Di wilayah yang bernama Iztapalapa, momen Penyaliban Yesus dirayakan secara reslistis, dan mungkin brutal.

Dilansir Esquire, orang yang memerankan sosok Yesus bakal disiksa secara betulan dengan darah palsu disiramkan di atasnya.

Karena itu, orang yang ditunjuk menjadi Yesus bakal menjalani pelatihan fisik dan psikologis selama setahun penuh.

Baca juga: Wagub DKI Mengutuk Keras Aksi Terorisme di Mabes Polri, Perketat Keamanan Jelang Jumat Agung

5. Filipina

Berbeda dengan di Iztapalapa, prosesi penyaliban dilakukan dengan aktor sungguh-sungguh dipaku di kayu salib.

Setiap tahun sejak 1980-an, seorang pria bernama Ruben Enaje menjadi Yesus dan harus kesakitan dalam prosesi Jumat Agung, yang jadi atraksi wisata di Manila.

Enaje bakal dipaku dengan paku sepanjang empat inchi, dan digantung di kayu salib selama lima menit.

Tradisi yang dipercaya dimulai pada medio 1950-an itu menuai perhatian dan kekhawatiran Gereja Katolik setempat.

Para imam di sana mengecam praktik tersebut, dengan kekhawatiran juga disuarakan oleh pakar kesehatan lokal.

Baca juga: Makna Perayaan Jumat Agung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com