Karena itu setiap Good Friday, layangan berbagai bentuk dan warna menghiasi langit Bermuda.
Di wilayah yang bernama Iztapalapa, momen Penyaliban Yesus dirayakan secara reslistis, dan mungkin brutal.
Dilansir Esquire, orang yang memerankan sosok Yesus bakal disiksa secara betulan dengan darah palsu disiramkan di atasnya.
Karena itu, orang yang ditunjuk menjadi Yesus bakal menjalani pelatihan fisik dan psikologis selama setahun penuh.
Baca juga: Wagub DKI Mengutuk Keras Aksi Terorisme di Mabes Polri, Perketat Keamanan Jelang Jumat Agung
Berbeda dengan di Iztapalapa, prosesi penyaliban dilakukan dengan aktor sungguh-sungguh dipaku di kayu salib.
Setiap tahun sejak 1980-an, seorang pria bernama Ruben Enaje menjadi Yesus dan harus kesakitan dalam prosesi Jumat Agung, yang jadi atraksi wisata di Manila.
Enaje bakal dipaku dengan paku sepanjang empat inchi, dan digantung di kayu salib selama lima menit.
Tradisi yang dipercaya dimulai pada medio 1950-an itu menuai perhatian dan kekhawatiran Gereja Katolik setempat.
Para imam di sana mengecam praktik tersebut, dengan kekhawatiran juga disuarakan oleh pakar kesehatan lokal.
Baca juga: Makna Perayaan Jumat Agung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.