Kabarnya, Eden dikenal sebagai orang yang sombong dan bertemperamen tinggi.
Saat Nasser tiba-tiba mengumumkan nasionalisasi Perusahaan Terusan Suez dan tentara Inggris ditarik keluar dari zona kanal pada Juli 1956, Eden langsung naik pitam. Ia memerintahkan invasi besar-besaran.
Baca juga: Kisah Perang Saudara Amerika yang Ditonton Warga Sambil Piknik Makan Sandwich
Sejarah Terusan Suez mengungkap Nasser melakukan nasionalisasi dengan bermodus semacam kontrol internasional. Ia gencar melakukan aktivitas diplomatik, tetapi nyatanya bermotif militer.
Pada September 1956 Nasser membuat pidato yang menolak rencana pengawasan internasional atas aset nasional Mesir itu. Krisis Suez pun dimulai.
Tentara Inggris dan Perancis yang diawali pasukan udara lalu menginvasi Terusan Suez pada 31 Oktober 1956.
Mereka berdalih harus menyerang untuk memisahkan Mesir dan Israel guna melindungi kebebasan melaut di Terusan Suez.
Namun kenyataannya, Inggris dan Perancis melakukan negosiasi rahasia dengan Israel untuk melakukan operasi militer bersama dalam Krisis Suez
Dari ketiganya sebenarnya hanya Israel yang secara sah boleh memperebutkan Terusan Suez, karena Mesir menolak masuknya kapal-kapal berbendera Israel atau yang terkait dengan negara itu.
Israel lalu menyerbu Gurun Sinai pada 29 September 1956, dua hari sebelum invasi Inggris-Perancis, dan langsung menuju Terusan Suez.
Salah satu pemimpinnya adalah brigade muda Ariel Sharon yang kemudian menjadi perdana menteri Israel. Dalam waktu kurang dari tujuh hari Semenanjung Sinai sudah jatuh ke tangan Israel.
Baca juga: Kisah Perang: Garis Maginot, Benteng Keropos yang Dibanggakan Perancis
Sebaliknya, invasi Inggris-Perancis di Krisis Suez berjalan anti-klimaks. Hanya delapan hari setelah pendaratan udara pertama, serangan dihentikan dalam gencatan senjata yang seolah-olah diperintahkan PBB, padahal kenyataannya didikte AS.
Nasser mengambil keuntungan dari kondisi itu. Meski Angkatan Udara Mesir hancur lebur dan tentaranya kalah jumlah, ia memerintahkan penenggelaman 47 kapal di Terusan Suez dan memblokir kanal air itu.
Setelah apa yang terjadi di Krisis Suez, Eden mulai kehilangan kekuasaannya.
Dua menteri junior Inggris, Edward Boyle dan Anthony Nutting, mengundurkan diri sebagai protes terhadap Suez.
Di antara mereka yang tetap bertahan adalah RA 'Rab' Butler, yang dipandang kuat sebagai penerus Eden.