Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Misteri: Dua Wanita Hilang di Hutan Panama, Ditemukan Tinggal Sisa-sisa Tulang

Kompas.com - 25/03/2021, 22:13 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Pada titik ini, gadis-gadis itu telah berada di hutan hujan selama seminggu.

Beberapa berspekulasi korban mencoba menggunakan kamera sebagai sumber cahaya dalam keadaan gelap gulita, atau mungkin untuk memberi sinyal kepada penyelamat, atau bahkan untuk menakut-nakuti hewan liar.

Tetapi analisis foto menunjukkan, gambar banyak diambil di bawah dedaunan. Jadi bukan tempat terbuka yang bisa menarik perhatian.

Sebuah close-up tunggal tampak menunjukkan luka di sisi kanan kepala Kris di area pelipis, dan darah di rambutnya. Lisanne diduga menggunakan kamera sebagai petunjuk kepada penyelamat, jika dia harus meninggalkan Kris karena cedera.

Beberapa bidikan tampak diarahkan ke atas sementara yang lain menunjukkan jurang dan ngarai. Ada juga bangunan buatan manusia yang kemungkinan besar adalah Jembatan Kabel.

Baca juga: Kisah Misteri: Dipindah Pakai Truk, Begini Jenis Pengusiran Hantu di Myanmar

Data telepon genggam

Analisis catatan panggilan iPhone milik Kris menunjukkan dia mencoba menghubungi nomor layanan darurat 112 di Belanda pada 16:39 pada hari mereka hilang (1 April). Kemudian diikuti dengan panggilan ke nomor darurat Panama 911.

Karena penerimaan yang buruk, panggilan mereka tidak tersambung. Mereka kemudian mematikan ponsel mereka dan mencoba menelepon 14 jam kemudian beberapa kali pada 2 April.

Pada 6 April, 5 hari setelah pendakian mereka dilakukan, ponsel Samsung Lisanne berhenti berfungsi, mungkin karena baterainya habis.

IPhone Kris dimatikan hingga 11 April. Tapi diaktifkan kembali pada pukul 10:51 dan bertahan selama 1 jam 5 menit. Ini terakhir kali iPhone digunakan.

Pada hari ke-6, ketika baterai Samsung Lisanne rusak, seseorang mencoba mengakses iPhone Kris tetapi salah memasukkan PIN (kodenya adalah 0556). Dikatakan bahwa 77 upaya telah dilakukan untuk mengakses telepon pada 7 dan 10 April.

Baca juga: [Kisah Misteri] Kasus Pembantaian Massal di Kapal Ikan Investor 1982 di Alaska, Siapa Pembunuhnya dan Mengapa?

Sisa-sisa tulang

Menyusul penemuan tas punggung tersebut, seorang pemandu lokal dengan bantuan enam orang asli Ngobe menemukan sisa-sisa tulang, celana pendek jeans dan dua sepatu berbeda di sepanjang sungai Rio Culebra, tidak lama sebelum 19 Juni 2014.

Celana pendek jeans ditemukan 14 jam berjalan kaki dari lokasi penemuan ransel di atas batu di seberang sungai yang harus ditempuh 8 jam berjalan kaki dari Boquete.

Baru pada 19 Juni, ditemukan sisa-sisa tulang di belakang pohon di sekitar Alto Romero dan jauh dari sungai. Tes DNA mengonfirmasi kecocokan tulang dengan kaki kiri Lisanne Froon.

Kondisinya utuh di dalam sepatu bot Wildebeast-nya, hanya tulang telapak kakinya patah. Potongan itu bersih tanpa ada darah yang melekat. Tidak ada tanda-tanda luka, robekan, tembakan, gigi atau tanda cakar.

Sedikitnya 33 tulang ditemukan terpencar, di sepanjang tepi sungai yang sama, beberapa kilometer dari jembatan kabel dan sungai kering bebatuan, tempat yang diduga penyelidik merupakan lokasi foto malam hari diambil.

Sangat sedikit sisa-sisa tulang ditemukan. Beberapa yang ditemukan berserakan, kadang-kadang terpisah satu kilometer satu sama lain. Tetapi semuanya mengikuti arah sungai.

Berbeda dengan tulang Kris yang sepenuhnya diputihkan dan bersih, ahli patologi juga menemukan bahwa sumsum tulang di tulang paha dan tibia dari Lisanne terbukti kering dan tidak membusuk.

Sumsum tulang masih utuh dan tidak berubah. Ahli patologi forensik berpikir bahwa potongan tersebut mungkin telah “dimanipulasi” oleh seseorang.

Baca juga: Kisah Misteri: Benarkah Nazi Menjalin Asmara dengan Sihir, Pseudosains dan Ilmu Gaib?

Awalnya, baik tim forensik Belanda maupun Panama tidak dapat memberikan penyebab kematian. Teori resmi dari pihak berwenang Panama adalah bahwa kedua wanita tersebut jatuh dari jembatan monyet dan hanyut.

Belanda juga merasa kemungkinan itu kecelakaan. Tetapi beberapa polisi Panama percaya kematian itu bisa jadi “perbuatan jahil.”

Kasus ini pertama kali secara resmi dinyatakan sebagai "pembunuhan" dan "kejahatan terhadap integritas pribadi," oleh jaksa agung Panama.

Tetapi kemudian pada Oktober 2014, dua formulir dari pejabat Negara Bagian Panama menggambarkan kematian tersebut sebagai kasus penculikan.

Ketika tim forensik gagal mencapai kesimpulan yang pasti dan resmi, kasus tersebut ditutup dan dianggap sebagai kecelakaan karena Lisanne dan Kris memutuskan untuk melanjutkan ke medan liar di wilayah Continental Divide.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com