SUEZ, KOMPAS.com - Sejarah Terusan Suez berada di negara Mesir bermula saat pembangunannya digagas oleh penjelajah dan insinyur Perancis, Linant de Bellefonds, sekitar 1830-an.
Dia melakukan survei di Isthmuz of Suez dan menemukan bahwa Laut Tengah dan Laut Merah memiliki ketinggian yang sama.
Isthmuz of Suez adalah sebidang tanah di antara Laut Mediterania dan Laut Merah, yang menjadi batas benua Afrika dan Asia.
Baca juga: Terusan Suez Macet, Kapal Kontainer Besar Sumbat Jalur Perdagangan Internasional
Sebelum penelitian de Bellefonds, orang-orang meyakini kedua laut itu ketinggiannya berbeda.
Kemudian pada akhir abad ke-18 Masehi, Napoleon Bonaparte yang berhasil menguasai Mesir mengkaji sisa-sisa kanal bekas peradaban Mesir Kuno.
Berlanjut tahun 1854, Ferdinand de Lesseps asal Perancis menjalin kesepakatan dengan penguasa di Mesir, Ismail Pasha, untuk membangun sebuah terusan yang bisa menembus Laut Tengah menuju Laut Merah.
Ferdinand de Lesseps lalu membentuk tim insinyur dari berbagai negara untuk membangun Terusan Suez, dan proyeknya dimulai pada April 1859.
Baca juga: Terusan Suez Masih Macet, Banyak Kapal Kontainer Terjebak, Ini Dampaknya ke Depan
Awalnya pembangunan Terusan Suez memakai tenaga kerja paksa dari Afrika dengan jumlah sekitar 1,5 juta orang, tetapi kabarnya puluhan ribu pekerja meninggal karena kolera dan lain-lain.
Pembangunan Terusan Suez lalu dipercepat dengan beberapa pekerja Eropa dan mesin penggali.
Ferdinand de Lesseps dan dan Perusahaan Terusan Suez membuat sekop serta mesin keruk bertenaga uap dan batubara. Kemajuan pesat pun dialami proyek ini dalam dua tahun konstruksi terakhir.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.