KOMPAS.com - Sejumlah penduduk desa menyaksikan dengan ngeri saat Qiu Jin dieksekusi secara brutal.
Di desa asalnya, Shanyin, perempuan berdaya berusia 31 tahun itu kepalanya dipenggal, setelah dituduh melakukan kejahatan melalui 2 karya puisi yang menghasut. Kematiannya mengejutkan bangsa.
Berdasarkan sejarah China, Jin dikenal sebagai revolusioner, martir, dan penyair wanita asal China.
Ia dianggap oleh banyak orang sebagai feminis pertama di negara itu, seperti yang dilansir dari The Culture Trip.
Sebelum kematiannya, ia bekerja mendirikan serta mengelola sekolah dan majalah feminis.
Dia mendorong para perempuan untuk berdaya dengan mendapatkan pendidikan, mencari pekerjaan, dan menjadi pribadi dengan kemandirian finansial.
Sekarang ini, Qiu Jin dikenang sebagai "Joan of Arc China" dan simbol kemerdekaan bagi perempuan berdaya.
Baca juga: Perempuan Berdaya: 7 Legenda Wanita Bersejarah dalam Islam
Qiu Jin, lahir pada 8 November 1875 di keluarga yang cukup berada yang secara turun-temurun di Shanyin, Provinsi Zheijang.
Qiu tumbuh dengan minat membaca, menunggang kuda, menggunakan pedang, dan melakukan apa yang diperintahkan kepadanya.
Seperti kebanyakan wanita muda di China dahulu, Jin dipaksa membungkus kakinya dengan kain ketat untuk membuat bentuknya tetap ramping. Suatu praktik yang menyakitkan dan melelahkan peninggalan nenek moyang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.