"Itu seperti Pompeii. Tidak ada yang bergerak," kata salah satu anggota tim kepada BBC.
Pierre Malinowski kemudian menutupi lubang tersebut, meninggalkan tempat itu tanpa nama seperti yang dia temukan, dan dia menghubungi pihak berwenang.
Sepuluh bulan kemudian, lagi-lagi karena frustrasi dengan lambatnya tanggapan resmi, dia mengumumkan temuan itu kepada Le Monde.
Baca juga: Biden Sebut Korban Meninggal Covid-19 di AS Sama Seperti Korban Tewas Perang Dunia II
Dapat dikatakan sebenarnya Pierre Malinowski bukanlah sosok yang populer di dunia arkeologi dan sejarah.
Ilmuwan bidang itu justru menilai apa yang dilakukan Malinowski tidak sekadar pelanggaran hukum.
Masalahnya dia sudah bertindak tanpa otoritas. Dia juga mengesampingkan argumen bahwa orang mati lebih baik beristirahat di tempat mereka berada.
Sementara pemerintah dipaksa membuka terowongan atau setidaknya melindungi terowongan itu.
Tindakannya justru memicu munculnya penggalian mandiri lain. Sebagian besar dilakukan hanya untuk motif mendapatkan benda berharga.
Otoritas resmi sudah jelas enggan melanjutkan penyelidikan. Hal ini diungkapkan juru bicara Komisi Makam Perang Jerman (VDK), Diane Tempel-Barnett.
"Sejujurnya kami tidak terlalu bersemangat dengan penemuan itu. Bahkan kami merasa ini sangat disayangkan," kata dia kepada radio Jerman.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.