Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perang: Saat Nazi Keok oleh "Tentara Hantu" yang Ternyata Hanya Ilusi

Kompas.com - 16/03/2021, 17:05 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

KOMPAS.com - Dalam dua Perang Dunia, pelukis dikerahkan untuk menciptakan ilusi optik. Matthew Wilson mengeksplorasi bagaimana unit kamuflase dan 'Tentara Hantu' atau Ghost Army terlibat dalam dalam operasi penipuan yang membantu memimpin Sekutu menuju kemenangan.

Ketika kita berpikir tentang seniman yang bekerja di masa perang, kita cenderung membayangkan seniman perang resmi atau yang bergerak dalam program propaganda.

Tetapi bagaimana jika seniman, seperti pemecah kode Bletchley Park, termasuk di antara pahlawan tanpa tanda jasa dalam perang?

Baca juga: Kisah Perang: Misteri Pasukan yang Bersantai di Medan Tempur, Tiba-tiba Orangnya Tambah Saat Pulang

Di masa perang, setiap orang harus memainkan peran mereka: laki-laki dan perempuan; tentara dan warga sipil profesional; semua orang dari semua lapisan masyarakat.

Peran seniman, sejarawan seni, arkeolog, dan profesional seni lainnya dalam konflik abad ini belum sepenuhnya diceritakan.

Namun kisah dua unit militer Perang Dunia II dan inspirasi dari seniman yang bekerja di Perang Dunia I memberi kita gambaran sekilas tentang bagaimana seniman bisa menjadi pemain kunci dalam peperangan di dunia modern.

Untuk pertama kalinya, mereka membingkai kembali zona pertempuran sebagai arena strategi kreatif, menjadikannya "teater" perang.

Ilusi untuk tipu musuh

Di masa damai, pelatihan untuk menjadi seorang seniman melibatkan penciptaan ilusi: kemampuan untuk menguasai dan mereproduksi perspektif dan cahaya untuk membuat bayangan yang dapat mengelabui mata.

Tidak semua seni bertujuan untuk menciptakan ilusi, tetapi ini adalah tema yang berulang dalam sejarah seni Barat, dari kisah pelukis Yunani kuno Zeuxis (yang bisa melukis anggur dengan begitu meyakinkan sehingga burung mencoba memakannya) hingga Op Art di tahun 1960-an.

Dalam masa perang, seniman secara tradisional memiliki peran kecil untuk dimainkan.

Tapi sejak Perang Dunia I dan seterusnya, militer menyadari manfaat pengetahuan seniman tentang ilusi visual. Pengawasan dari udara kerap dilakukan, maka penyamaran sangat dibutuhkan.

Wawasan seniman tentang cahaya dan bayangan pun menjadi penting. Untuk pertama kalinya, keterampilan artistik dijadikan senjata.

Baca juga: Kisah Perang: Ketika Sekutu AS-Kanada Serang Pulau Kosong dan Saling Bunuh, 300 Tentara Tewas

Tentara membuat jaring kamuflase di Basseux, 16 Juni 1918.IMPERIAL WAR MUSEUM via GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Tentara membuat jaring kamuflase di Basseux, 16 Juni 1918.
Salah satu seniman ahli kamuflase di Inggris yang paling penting dalam Perang Dunia Pertama adalah Solomon J Solomon - anggota Royal Academy yang pernah belajar di bawah bimbingan pelukis Prancis terkenal Alexandre Cabanel.

Dalam Perang Besar, Solomon dengan penuh semangat menyusun taktik kamuflase militer di front Barat. Dia mengembangkan jaring kamuflase sebagai metode menutupi parit dan metode ini menjadi sangat berpengaruh.

Dia mengerjakan banyak skema penipuan lainnya termasuk "pohon observasi" - replika batang pohon berongga yang ditempatkan di tanah tak bertuan, tempat pasukan dapat mengamati parit musuh.

Pematung dan pelukis Leon Underwood - yang pernah belajar di Royal College of Art sebelum perang - membantu merancang dan merakit pohon-pohon ini, pekerjaan yang sangat berisiko saat itu.

Seniman lain yang berkontribusi dalam upaya perang dalam Perang Dunia Pertama adalah Norman Wilkinson. Sebelum perang, ia telah menghasilkan seni rupa serta poster dan ilustrasi untuk koran seperti The Illustrated London News.

Baca juga: Kisah Perang Saudara Amerika yang Ditonton Warga Sambil Piknik Makan Sandwich

Tetapi pengabdian aktif di Royal Navy mendorong ide-ide artistiknya ke wilayah yang sama sekali lebih radikal, dan dia mulai mengerjakan ide-ide untuk melindungi kapal dari serangan musuh.

Menyadari bahwa kapal perang terlalu mencolok untuk bisa disembunyikan sepenuhnya di laut lepas, ia mengembangkan kamuflase kapal: komposisi garis-garis abstrak berdasarkan garis perspektif, yang dirancang untuk membingungkan musuh dan mempersulit mereka mendeteksi kecepatan dan posisi kapal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com