Benda tak ternilai lainnya berupa batu mulia, logam, dan artefak langka. Semua benda-benda itu ditujukan untuk Ratu Portugis Dona Maria dan Raja Manuel I.
Melihat isinya, tak heran jika kapal, yang namanya berarti "bunga laut" ini, dianggap sebagai "cawan suci" harta karun yang tenggelam.
Kapal tersebut terjebak dalam badai dahsyat saat melakukan perjalanan melalui Selat Malaka. Kejadian itu membuatnya menabrak terumbu karang Sumatera.
Kapal kemudiam terbelah menjadi dua dan menumpahkan isinya yang tak ternilai ke dalam laut.
Penyelam AS yang terkenal Robert Marx, dilaporkan menghabiskan jutaan dollar untuk menemukan Flor de la Mar. Pria yang terkenal karena ekspedisi bangkai kapal dan perburuan harta karunnya itu, menyebut Flor de la Mar sebagai "kapal terkaya yang pernah hilang di laut."
Sampai hari ini, keberadaan Flor de la Mar masih belum diketahui tempatnya.
Baca juga: Kisah Misteri: Legenda Pilar Naga Shanghai di Yanan Gaojia
Pada 1594, kapal seberat 1.200 ton Portugal Las Cinque Chagas berlayar ke Lisbon, Portugal, dari Goa, India.
Kapal ini membawa kargo senilai 3.500.000 cruzados Portugis (mata uang saat itu), bersama dengan 22 peti harta karun berisi berlian, rubi, dan mutiara. Ada juga barang sitaan yang diperkirakan bernilai lebih dari 1 miliar dollar AS (Rp 14 triliun).
Menurut laporan Gizmodo, kapal itu berukuran panjang 150 kaki dan lebar 45 kaki. Ukuran ini tergolong raksasa pada masanya. Muatan penumpang menampung lebih dari 1.000 orang kebanyakan adalah pedagang Italia dan Portugis.
Kisah “Lima Luka” yang melambangkan drama berdarah kehidupan di laut lepas di zaman pembajakan disebut berasal dari kapal ini.
Alkisah Sang Kapten yang tamak, membawa serta 400 orang kulit hitam sebagai tambahan. Mereka rencananya ingin akan dijual di Spanyol.
Dengan kondisi yang penuh sesak, panas dan kepadatan penumpang, wabah muncul selama perjalanan. Lebih dari 500 orang meninggal dalam 10 hari.
Las Cinque Chagas berhasil kembali ke perairan Portugis dan berada di jalur terakhir perjalanan kembali ke Lisbon.
Namun sebelum sampai tempat akhir tujuannya kapal ini diserang oleh tiga kapal privateer Inggris - Mayflower, Royal Exchange, dan Sampson. Kapten dari kapal ini adalah pengusaha swasta yang bisnisnya meliputi pemasangan kembali kapal dagang tua atau kapal perang usang.
Serangan tersebut dilaporkan berlangsung dua hari penuh sebelum Las Cinque Chagas terbakar dan akhirnya tenggelam di lepas pantai Azores Portugal pada 13 Juli 1594.