Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambergris Bisa Menguntungkan dan Legal? Ini Kumpulan Faktanya

Kompas.com - 04/03/2021, 21:25 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Awalnya, Siriporn Niamrin tidak tahu bongkahan batu yang dipungut saat jalan-jalan di pantai bisa membawa rezeki mendadak untuknya.

Dengan bantuan tetangganya, wanita asal Thailand itu akhirnya mengetahui benda yang dibawanya pulrang ke rumah pada 23 Februari 2021 itu adalah ambergris.

Benda berbentuk oval seberat 7 kilogram dengan ukuran sekitar 30x60 cm, disebut ditaksir harganya mencapai miliaran rupiah.

Kenapa benda semahal itu bisa ada di pantai? Berikut informasi yang berhasil terkumpul tentang ambergris.

Baca juga: Muntahan Paus Senilai Miliaran Rupiah Sudah 3 Kali Ditemukan di Pantai Thailand


Kenapa ambergris mahal?

Ambergris hanya diproduksi oleh paus sperma atau paus sperma kerdil. Paus sperma merupakan paus bergigi terbesar, yang mengonsumsi cumi-cumi sebagai makanan utamanya.

Mamalia ini akan memuntahkan sisa-sisa cumi-cumi yang tajam dan tidak bisa dicerna secara teratur. Namun terkadang, bagian keras dari cumi masuk lebih jauh ke dalam sistem pencernaan paus. Ini yang kemudian akan membentuk ambergris.

Menurut Ahli ambergris dunia dan ilmuwan paus, Dr Robert Clarke, proses pembentukan di usus paus terjadi selama beberapa tahun sampai akhirnya gumpalan ambergris terbentuk.

Setelah dikeluarkan, ambergris dapat mengapung di lautan selama bertahun-tahun, menjadi lebih padat dari waktu ke waktu, sebelum akhirnya terdampar di darat.

Jadi tak heran “bongkahan” limbah paus ini memiliki harga tinggi, melihat proses pembentukannya yang khusus dan langka. Para ilmuwan memperkirakan bahwa ambergris hanya ditemukan di usus 1-5 persen paus sperma.

Baca juga: Begini Bentuk Muntahan Paus Senilai Rp 3,7 Miliar yang Ditemukan Seorang Ibu di Pantai


Seperti apa cirinya?

Ambergris memiliki banyak bentuk. Tetapi yang paling sering adalah gumpalan berbentuk telur atau bundar.

Beratnya dapat mencapai banyak kilogram. “Bongkahan” ambergris terbesar yang tercatat hingga saat ini diambil dari Australia pada 1913 dengan berat 455 kg.

Warnanya bervariasi dari hitam, hingga nuansa cokelat, cokelat keemasan, dan bahkan abu-abu dan cenderung semakin terang seiring waktu.

Bau gumpalan ambergris lebih menyengat saat baru dikeluarkan. Seiring waktu baunya akan cenderung melunak. Banyak yang membandingkan bau ambergris mengingatkan pada kotoran ternak atau bau rumput laut.

Baca juga: Ini Keistimewaan Muntahan Paus yang Membuatnya Dihargai Miliaran Rupiah

Apa manfaat ambergris

Ambergris secara tradisional digunakan sebagai bahan pengikat dalam industri parfum. Kemampuannya “memperbaiki” hingga menguatkan bau pada kulit manusia.

Meskipun ada alternatif sintetis, ambergris tetap dicari oleh para pembuat parfum. Karena alasan ini dan karena kelangkaannya di alam, ambergris dianggap sangat berharga dan mendapat julukan “emas mengambang”.

Sebuah risalah medis Inggris dari Abad Pertengahan memberitahu pembaca bahwa ambergris dapat menghilangkan sakit kepala, pilek, epilepsi, dan penyakit lainnya.

Keluarga kerajaan di Timur Tengah juga dikabarkan menggunakannya sebagai afrodisiak.

Kisaran harga ambergris

Harga ambergris ditentukan oleh kualitas dan warnanya.

Harga muntahan paus itu bisa berkisar antara 6.171 dollar AS hingga 51.425 dollar AS (Rp 80-733 juta) per kilogram, menurut Esquire

Ambergris dengan pewarnaan lebih terang atau yang bernada kuning adalah yang paling berharga.

Baca juga: Perdagangan Muntahan Paus Ilegal di Sejumlah Negara, Hati-hati Tersandung Hukum

Apa bisa diperjual belikan?

Beberapa negara memiliki aturan yang berbeda tentang perdagangan ambergris, produk dari paus sperma yang langka.

Negara seperti Inggris dan Uni Eropa perdagangan muntahan paus ini sangat legal. Sebongkah ambergris dari pantai bisa dijual dengan mudah melalui lelang atau di situs seperti eBay.

Situasinya di Amerika Serikat (AS), Australia dan Filipina kepemilikan, atau perdagangan, ambergris dilarang.

Umumnya negara-negara itu masih mengelompokkan ambergris ke dalam aturan perlindungan lingkungan dan konservasi keanekaragaman hayati di negaranya masing-masing.

Namun kolektor ambergris Bernard Perrin kepada Scientific American mengaku tidak kesulitan menemukan perusahaan parfum Perancis untuk membeli ambergris yang dikumpulkannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com