Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Penetapan Zona Waktu di Dunia hingga Usulan Penghapusannya

Kompas.com - 04/03/2021, 19:20 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Zona waktu merupakan fenomena yang muncul dalam dunia modern saat orang-orang terhubung dengan lainnya di seluruh dunia.

Melansir Science Alert, zona waktu standar pertama kali diadopsi di Inggris oleh operator kereta api pada 1847.

Waktu itu, Railway Clearing House merekomendasikan supaya Greenwich Mean Time (GMT) yang berada di London, Inggris, diterapkan di semua stasiun sesegera mungkin.

Pada 1848 sebagian besar kereta api lantas mengikuti GMT.

Langkah ini segera diikuti oleh zona waktu standar di Selandia Baru (11 jam dan 30 menit sebelum GMT) pada 1868.

Setelah itu, Amerika Serikat (AS) tak mau ketinggalan dan memperkenalkan lima zona waktu di AS pada 1883.

Baca juga: 2 Pulau Ini Hanya Terpisah 3,8 Km tetapi Memiliki Perbedaan Waktu 21 Jam

Baik di Inggris dan AS, perusahaan kereta api membantu memperkenalkan konsep waktu standar nasional yang berubah dengan garis bujur.

Hal itu tak bisa lepas dari kebutuhan agar kereta api tetap berjalan tepat waktu dan memiliki jadwal yang dapat dirujuk semua orang secara akurat.

Alasan di balik ini merupakan salah satu katalis utama di balik pengenalan zona waktu di seluruh dunia.

Lalu, pada 13 Oktober 1884, Ahli geografi dan astronomi menetapkan Royal Observatorium di Greenwich sebagai Prime Meridian (Garis Bujur Utama) dan menjadi standar waktu dunia.

Penerapan GMT didasari oleh perjalanan matahari ketika melewari garis meridian nol derajat di Royal Observatorium di Greenwich.

Setelah itu, banyak sekali negara-negara di seluruh dunia mengadopsi standardisasi waktu dari GMT.

Baca juga: Penusukan Terjadi Keenam Kalinya di London Selatan dalam Waktu 24 Jam

GMT menjadi UTC

Dilansir dari Antara, pada 1972 diperkenalkanlah istilah Universal Time Coordinate (UTC) untuk menggantikan GMT.

UTC didasarkan pada sekitar 400 jam atom yang ditempatkan di beberapa laboratorium di seluruh dunia dan setelah itu dikoreksi oleh detik kabisat yang akan menyesuaikan diri dengan kecepatan rotasi bumi yang berubah-ubah.

Melansir Kompas.com, sekarang rujukan waktu internasional digantikan dengan UTC yang menggunakan jam atom sebagai patokan keseragaman detik secara internasional.

Baca juga: Sebanyak 193.187 Warga UEA Divaksin dalam Waktu 24 Jam

Pergantian dari jam matahari ke jam atom menjadi tanda bahwa GMT bukan lagi rujukan waktu internasional.

Meski GMT tidak lagi digunakan sebagai rujukan waktu internasional, GMT masih tetap digunakan untuk mewakili waktu sipil di Inggris.

Berdasarkan format UTC, wilayah Indonesia terbagi dalam tiga zona waktu, yaitu UTC +7 (Waktu Indonesia Bagian Barat), UTC +8 (Waktu Indonesia Bagian Tengah), dan UTC +9 (Waktu Indonesia Bagian Timur).

UTC +7 memiliki arti bahwa wilayah Indonesia bagian barat memiliki selisih waktu tujuh jam lebih cepat dari UTC. Misalnya, pukul 00.00 UTC setara dengan pukul 07.00 WIB.

Baca juga: Pfizer Mengurangi Pengiriman Vaksin ke Eropa untuk Sementara Waktu

Usulan penghapusan zona waktu

Kebijakan untuk menerapkan zonasi waktu di setiap negara sangat bergantung terhadap aturan dari pemerintah negara itu sendiri.

Sebagai contoh di China, meski wilayahnya luas dan secara geografis terdiri atas lima zona waktu, negara tersebut hanya punya satu zona waktu sejak 1949.

Bandingkan dengan Indonesia yang memiliki tiga zona waktu yakni WIB, Wita, dan WIT.

Pada 2010, Rusia menghapus dua zona waktunya, menurunkan jumlahnya dari 11 menjadi sembilan zona waktu sebagaimana dilansir dari Smithsonian.

Di sisi lain, ada dua ilmuwan yang sangat vokal dalam mengusulkan penghapusan zona waktu. Dua ilmuwan itu adalah seorang ekonom bernama Steve Hanke dan astronom bernama Dick Henry.

Baca juga: Pemakzulan Trump Jilid 2: Sidang Minim Waktu, tapi Ada Skenario Lain

Mereka berpendapat, dari sudut pandang fisika, waktu itu selalu sama di mana pun di dunia. Keduanya mengatakan, semua negara harus mengadopsi GMT, yang juga dikenal sebagai Waktu Universal.

Itu akan membuatnya menjadi waktu yang sama di mana pun, terlepas dari posisi matahari di langit. Misalkan jika di London pukul 23.00, maka jam di Jakarta juga menunjukkan pukul 23.00 namun keadaannya masih diterangi sinar matahari.

Henry dan Hanke menekankan banyak manfaat dari mengadopsi kalender dan Waktu Universal mereka.

Namun terlepas dari pemikiran kedua ilmuwan tersebut, ada beberapa pihak yang mengkritik bahwa keduanya kurang memikirkan beberapa kekurangannya.

Misalnya jam kerja kantor yang baru, setidaknya di Brooklyn, akan dimulai pada pukul 14.00 dan berakhir pada 22.00 karena harus sama dengan GMT.

Baca juga: Uni Eropa Ingatkan Tenggat Waktu Brexit, Inggris: Terserah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Mengapa Banyak Sekali Tentara Rusia Tewas di Ukraina?

Internasional
Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Kecerdikan dan Kegigihan Hamas dalam Memperoleh Senjata

Internasional
Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Sosok Uskup Korban Penusukan Dalam Aksi Terorisme di Australia

Internasional
Persenjataan Hamas Semakin Banyak yang Justru Bersumber dari Israel

Persenjataan Hamas Semakin Banyak yang Justru Bersumber dari Israel

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com