KOMPAS.com - Wabah virus corona telah menjadi pandemi. Pertanyaan besar menggantung di benak banyak orang seperti, seberapa mematikan penyakit ini? Bisakah kita melindungi diri kita? Bagaimana cara virus ini menyebar begitu cepat?
Kami bertanya pada pembaca BBC News dari seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia, mengenai hal yang ingin Anda ketahui. Berikut sejumlah pertanyaan dan jawabannya.
Hanya ada sedikit bukti bahwa mengenakan masker membuat perubahan terkait berjangkitnya virus corona.
Para pakar menyatakan yang lebih efektif adalah menjaga gaya hidup higienis, seperti sering mencuci tangan menggunakan sabun di bawah air mengalir serta mencuci tangan sebelum menyentuh wajah terutama di sekitar mulut.
Bila orang yang terinfeksi virus dan menutup batuk dengan tangan mereka, kemudian mereka memegang sebuah benda, permukaan benda tersebut amat mungkin terkontaminasi.
Pegangan pintu merupakan salah satu contoh permukaan benda yang dapat terkontaminasi virus.
Para pakar berpendapat virus corona dapat bertahan di permukaan benda selama beberapa hari.
Jadi, memang yang terbaik adalah sering mencuci tangan Anda untuk membantu mengurangi risiko tertular serta untuk mencegah penyebaran virus.
Belum ada penjelasan mengenai hal ini, apakah hubungan seksual (cairan vagina dan sperma) merupakan salah satu cara transmisi virus corona yang harus kita waspadai.
Sejauh ini, batuk dan bersin dinyatakan sebagai cara utama penyebaran virus corona.
Virus corona dan influenza memiliki gejala yang mirip, membuat dokter sulit mendiagnosanya tanpa tes Covid-19.
Gejala utama virus corona adalah demam dan batuk.
Sementara influenza sering kali diikuti dengan gejala lain, seperti sakit tenggorokan. Sedangkan virus corona bisa menyebabkan seseorang sesak nafas.