Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erupsi Gunung Merapi Jadi Perhatian Media Internasional

Kompas.com - 03/03/2020, 18:53 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Erupsi terjadi di Gunung Merapi, Yogyakarta, hari ini (3/3/2020). Media-media internasional turut melirik kabar ini dan memberitakan ke seluruh dunia.

Contohnya, ada empat media asing yang memuat kabar erupsi Gunung Merapi hari ini. Media-media itu tersebar dari Perancis, Jerman, Inggris, dan negara tetangga, Singapura.

1. The Guardian

"Ada suara gemuruh selama sekitar lima menit dan saya bisa melihat kepulan asap dari rumah saya," ucap warga Boyolali bernama Jarmaji yang memberi keterangan ke The Guardian.

Media yang berbasis di London ini juga memberitakan dampak erupsi Gunung Merapi, yakni ditutupnya Bandara Adi Soemarmo di Solo dan peringatan untuk warga setempat.

Warga dilarang mendekat ke sekitar Gunung Merapi sampai radius 3 kilometer, dan ada kemungkinan terjadinya aliran lava serta aliran piroklastik (campuran gas panas dan material vulkanik yang bergerak cepat).

Demikian keterangan yang dimuat The Guardian, mengutip keterangan dari badan pengawas gunung berapi Indonesia.

Di bagian akhir artikelnya The Guardian mencantumkan letusan-letusan terdahsyat yang pernah terjadi di Merapi.

Erupsi terbesar terjadi tahun 1930 yang menewaskan 1.300 orang, dan letusan tahun 1994 menelan 60 korban jiwa.

"Terakhir kali erupsi besar terjadi di Merapi adalah tahun 2010 yang membuat ebih dari 300 orang tewas dan 280.000 orang dievakuasi," tutup The Guardian.

Baca juga: Sempat Ditutup karena Hujan Abu Merapi, Bandara Adi Soemarmo Solo Kembali Dibuka

2. Reuters

Selanjutnya kantor berita Reuters yang berbasis di Perancis, menyebut Gunung Merapi meletus pada Selasa pagi dan mengeluarkan kepulan asap setinggi 6 kilometer.

Informasi tentang Gunung Merapi yang berlokasi di Pulau Jawa juga dicantumkan, dan disebutkan pulau ini adalah yang terpadat penduduknya di Indonesia.

"Akibat dari peristiwa ini, Bandara Adi Soemarmo di Solo ditutup," tulis Reuters.

"Bandara tersebut ditutup mulai pukul 9.25 waktu setempat, kata Indonesia's Directorate General of Civil Aviation. Empat penerbangan terkena dampaknya," lanjutnya.

Kantor berita yang didirikan pada 1851 ini turut mewawancarai Kepala Mitigasi Bencana Yogyakarta, Biswara Yuswantana.

"Sampai radius 3 kilometer masih aman," ungkapnya pada Reuters.

Baca juga: Gunung Merapi Meletus, Sejumlah Penerbangan dari Bandara Soetta Menuju Solo Dialihkan

3. The Straits Times

Sementara itu The Straits Times yang berbasis di Singapura berfokus ke kronologi meletusnya Gunung Merapi.

"Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengatakan di twitter-nya erupsi terjadi pada Selasa pukul 5.22 pagi waktu Jakarta selama 450 detik," tulis The Straits Times.

"Hujan abu terjadi di radus sampai 10 kilometer dari puncak," lanjutnya.

The Straits Times kemudian menambahkan informasi pemerintah setempat tidak mengubah status "Waspada" atau tingkat 2 dari 4 tingkat peringata. Status ini belum diubah sejak Mei 2018.

Ditutupnya Bandara Adi Soemarmo turut jadi perhatian. Media yang berdiri sejak 15 Juli 1845 itu mengutip langsung pernyataan AirNav.

"Penutupan bandara untuk penerbangan sipil disebabkan oleh abu dari Gunung Merapi," tulis The Straits Times mengutip pernyataan AirNav.

Baca juga: Cerita Penambang Pasir Gunung Merapi Panik Selamatkan Diri Saat Erupsi Terjadi

4. Deutsche Welle (DW)

Meletusnya Gunung Merapi dan ditutupnya Bandara Adi Soemarmo juga diberitakan oleh Deutsche Welle (DW).

Akan tetapi pemberitaan DW sedikit berbeda, karena menambahkan keterangan hujan abu melanda sebagian daerah di Solo dan Yogyakarta.

Sebagai penutup, media asal Jerman tersebut menggambarkan Merapi adalah gunung berapi yang puncaknya setinggi 2.930 mdpl, dan menjadi tujuan wisata serta ladang bertani.

"Erupsi besar terakhir terjadi tahun 2010 yang menewaskan 340 orang," tulisnya.

DW menuutup artikelnya dengan informasi Indonesia adalah negara kepulauan dengan 130 gunung berapi aktif.

"Negara di Asia Tenggara tersebut sering dilanda gempa bumi dan gunung meletus, karena letaknya di Cincin Api Pasifik, lokasi di mana lempeng tektonik bertemu," tutup DW.

Baca juga: Merapi Meletus: Bandara Adi Sumarmo Ditutup Sementara, Adi Sutjipto dan YIA Aman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com