Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/03/2020, 18:06 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyalahkan Anwar Ibrahim atas krisis politik yang terjadi pekan lalu.

Pernyataan itu terjadi setelah Muhyiddin Yassin dilantik sebagai PM Malaysia di Istana Negara pada Minggu (1/3/2020), oleh Raja Malaysia, Sultan Abdullah.

Dalam pertemuan yang dilakukan secara tertutup, Mahathir Mohamad mengatakan dia diberi tahu bahwa Anwar Ibrahim ingin dijadikan Wakil PM pada 21 Februari.

Baca juga: Momen Manis, Mahathir Mohamad Dapat Pelukan dari Sang Istri

Permintaan yang diutarakan dalam pertemuan presidensial koalisi Pakatan Harapan nyatanya tidak mulus, dilaporkan Malay Mail.

Muhyiddin Yassin yang melihat celah dalam permintaan itu, lantas menggalang dukungan yang dibutuhkan untuk menjadi PM Malaysia.

Antara lain dengan mengambil alih Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), dan mulai menjajaki kerja sama dengan kelompok oposisi.

"Ketika Muhyiddin mengambil alih kepemimpinan saya di Bersatu, saat itulah krisis terjadi," jelas politisi berusia 94 tahun tersebut.

Dia sangat kecewa karena dikhianati oleh mantan Wakil PM era Najib Razak di periode 2009 sampai 2015. "Dia sudah merencanakannya sejak lama, dan dia sukses," keluhnya.

Baca juga: Bukan Mahathir Mohamad, Bukan Anwar Ibrahim, Ini PM Malaysia Selanjutnya

Kekecewaan Dr M, julukan Mahathir, juga dia lampiaskan kepada Anwar, yang dia anggap juga turut berkontribusi atas krisis politik Negeri "Jiran".

"Anwar ini sedikit terobsesi menjadi PM. Namun, dia tidak bisa menjalankan niatnya karena tidak mempunyai dukungan," tegasnya.

Dia menuturkan di masa lalu, mantan seteru politik sekaligus pendampingnya di periode 1993 sampai 1998 tersebut memang mendapat banyak dukungan.

Namun, Mahathir mengklaim bahwa kini dirinya yang mendapat dukungan. Jadi, dia memutuskan untuk melakukan langkah yang mengejutkan.

Pada Senin pekan lalu (24/2/2020), dia mengumumkan pengunduran diri, menjadikannya sebagai PM dengan masa jabatan tersingkat di Malaysia.

Baca juga: Mahathir: Muhyiddin Khianati Saya, si Pecundang Bentuk Pemerintahan

Oleh Sultan Abdullah, dia kemudian diminta untuk tetap bertahan sebagai penjabat, momen yang digunakannya untuk mencoba lagi merengkuh kekuatan.

Politisi yang dijuluki Bapak Modernisasi Malaysia tersebut sempat mendapat banyak dukungan dari Pakatan Harapan agar dia kembali jadi PM.

Namun di luar dugaan, Anwar bersikeras untuk tetap dicalonkan sebagai kandidat PM. Menjadikan dukungan di Pakatan terbelah.

Perubahan dalam dukungan tersebut tak pelak memaksa Mahathir Mohamad mengurungkan niat menunjukkan jumlah dukungan yang dia peroleh ke hadapan Raja Malaysia.

"Jika (Anwar tidak mencalonkan diri), mungkin suaranya yang berjumlah 60 itu bisa ditambahkan ke milik saya di angka 90," jelasnya.

Baca juga: Muhyiddin Yassin Jadi PM Malaysia, Mahathir Mohamad Melawan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com